Senin, 30 Desember 2013

2013 lalu...

2013 itu
- jadi OS di IOP
- akhirnya ke Bali dan Jogja (for the first time of my life?)
- A.Y.E.R.A (ASEAN Youth Exchange in Regional Architecture)
- Gajah-gajahan
- Melewatkan kesempatan tiga kali wisuda
- Beli dua hape dengan uang sendiri (Yang akhirnya ilang)
- Kepaksa bayar uang semesteran sendiri (Ayah Ibu gak tahu)
- Lombok dengan Mikha dan Eca serta kru IOP yang kece


Apa lagi ya, banyaaaak. Alhamdulillah, sungguh indah karunia-Mu 

Jumat, 27 Desember 2013

Senja Surabaya

Warnanya jingga, sungguh merona
Tampak cerah diiringi azan magrib yang menggema
Ketika air wudhu membasuh raga
Alangkah indah karya sang pencipta

Tidak terlalu ingat apakah ini senja yang terindah?
Tapi kembali terbayang senja di Kota gajah dan Pulau Dewata atau Nusa Tenggara
Teralun lembut keikhlasan syukur yang tiada terkira
Tahun ini sungguh luar biasa

Satu titik noda paling besar memang kentara
Gagal lulus sesuai semestinya
Namun dibalik itu semua, tahun ini sungguh luar biasa
Alhamdulillah, aku mensyukuri-Nya sepenuh jiwa

Tahun depan semoga (harus) lebih bermakna
Tahun dimana titik balik tidak lagi jadi mahasiswa
Sebagai (pencari) kerja
Demi mengabulkan doa orangtua
... Dan melanjutkan setiap mimpi dan cita-cita

Kamis, 19 Desember 2013

Gravity

Something always brings me back to you...
I don't wanna fall in another moments into your gravity...
(Sara Bareilles - Gravity)

2014 tinggal menghitung hari saja. Tapi apakah semua akan terasa berubah? Siapa yang tahu, segala sesuatunya telah menjadi rahasia-Nya. Heeey... 8 tahun coy. 8 tahun dengan pasang surutnya. Dengan segala sedu sedan. Dengan ratusan bahkan ribuan kupu-kupu tiap aku akan beremu denganmu. 8 tahun yang artinya sewindu. Sewindu yang semakin pamor dinyanyikan oleh Tulus dengan gayanya yang dari planet Uranus. Baru sadar bahwa setiap kali aku berusaha menghndar ternyata ada saja kesempatan untuk kita bertemu tanpa sadar. Dahulu seringnya aku berfikir bahwa ini semua hanya bertepuk sebelah tangan saja. Namun, akhir-akhir ini rasanya aneh ketika aku ke ge-eran dengan segala tanggapanmu bahkan keperhatian hingga keprihatinanmu padaku. Apakah kamu memang pencipta "gravity" untuk hubungan ini. Atau hanya aku yang dibodohi dengan belenggu khayalan semu.



Rabu, 21 Agustus 2013

Mulai dari NOL ya

Minal aidin semuanya. Idul Fitri untuk silaturahmi dan bermaaf-maafan membuat setiap insan kembali suci. Bersih dari kesalahan yang lampau. Putih layaknya seragam sekolah yang belum basah. Jargon "Mulai dari NOL" kugunakan dalam setiap pengiriman teks permintaan maaf untuk kawan, handai tolan, dan siapapun yang telah mengirimiku terlebih dahulu ucapan lebaran.

Tapi Mulai dari NOL sepertinya juga berlaku sebagai visi ku di semester kedua tahun ini. Setelah pada awal tahun lalu mengungkapkan segenap harapan dan ucapan yang ingin tercipta tahun ini. Baru enam bulan berlangsung aku sudah merasa keinginan ku sudah terpenuhi (kecuali satu hal). Yaps, mulai dari karir, masalah kantong, jalan-jalan, pergi ke Thailand. Semuanya hadir dengan seksama dan aku sangat menikmatinya. Bahkan aku merasa tidak terlalu memaksa ini itu terjadi di hidupku.

Mulai dari NOL juga berarti aku juga harus merombak ulang skripsiku. Skripsi, sidang, wisuda masih menjadi visi yang gagal total. Keinginan untuk wisuda oktober lenyap, karena yudisium tanggal 5 September, sedangkan aku dijanjikan untuk sidang minggu kedua september juga. Sehingga aku merasa lebih baik aku memperbaiki skripsiku daripada yang kemarin yang terkesan asal jadi saja. Sehingga mari aku muali ini semua dari nol.

Langkah awal tentunya akan sangat berat. Sama seperti setiap pekerjaan yang lainnya akan sangatlah berat saat memulai. Mari memulai semuanya dari nol. Toh tidak ada salahnya menjadi gelas kosong yang siap diisi oleh air jernih, nutrisari jeruk, pun dengan jamu gendong yang super  pait. Daripada menjadi gelas yang sudah terisi susu milo, tapi tidak pernah diminum sampai basi.

(Note ini hanya menjadi pemikiran positifku ditengah redupnya suasana hati, sayunya mata ini, beratnya beban untuk ijin sekali lagi untuk uang saku ke Ayah Ibu, perihnya melihat teman-teman seangkatan sudah mengacungkan tangan untuk melanjutkan masa depan, tapi aku justru tercecer di belakang)

Selasa, 16 Juli 2013

ALHAMDULILLAH 22 :)

Alhamdulillah.. ruaaarrr biasaaaaa!! Alhamdulillah, beribu, juta, milyar syukur padaMu ya Rabb.
Tahun ini sudah 22, dan gak tahu kenapa semua segala cita-cita bahkan yang gak ada di daftar tahun ini hadir dalam hidup ini. It's been amazing year for me, exactly! Gak pernah nyangka aku ada di posisi ini. Mendapatkan segala berkahMu Ya Allah. Teman, rekan sejawat, bahkan sahabat yang luar biasa. Yang selalu bisa diambil sisi positifnya. Terimakasih untuk kalian semua. Mulai dari teman Imersi, hingga HI. Dari IOP sampai ke AYERA. Banyak banget kesempatan, pengalaman, pelajaran yang ku ambil tahun ini. Ibarat kata bukan hanya satu anak tangga, namun pengalaman dua atau tiga tangga yang aku rasakan. Doa orang tua yang selalu mengiringi tentu menjadi salah satu amunisi. Ayah dan Ibuk, terimakasih untuk semuanya. Semoga anakmu ini bisa menjadi "orang" dalam waktu dekat ini. Alhamdulillah, sungguh luar biasaaaa. Perasaan ini sesenang ketika masuk Unair lewat jalur PMDK. Kenangannya akan terbayang hingga tahun-tahun mendatang. Terbukti bahwa, segala yang dilakukan dengan sepenuh hati dan kasih sayang akan bebuah manis yang tak terlupakan.

To dearest sempakers HIUA09. Gak tahu harus ngomong apa, bahagia, bangga, sedih, merana aku telah menjadi bagian dari kalian. Empat tahun, mulai dari ospek, ngurusin MK, HI Anniv, HI Cup, Acara hura-hura, hina dan saling cela menjadi hiasan di perjalanan kita untuk meraih cita dan cinta. Aku hanya seorang anak Rembang yang hanya bermodalkan tekad bahkan dibilang nekad untuk berani disini menjadi bagian dari keluarga HI. Sungguh apa yng ku lakukan untuk kalian ialah dengan sepenuh hati. Tak pernah terbesitpun untuk memperjelek citra kalian. Segala hinaan dan celaan mungkin tersirat karena lidah yang terlampau tajam. Merana karena waktu kita hampir usai, setiap individu dari kita akan mengejar karir yang ingin dicapai. Semoga sukses untuk kita semua, aku bangga dan cinta menjadi bagian dari kalian. From the deepest of my heart, I wanna say THANK YOU! Thanks to YOU.    

Minggu, 07 Juli 2013

07/07

Tanggal tujuh di bulan ke tujuh. Angka tujuh menurut agamaku itu sakti. Tujuh lapisan langit, tujuh tingkatan surga dan neraka. Ada cerita tujuh bidadari, Putri salju dengan tujuh kurcaci. Semua dengan tujuh. Tapi terserahlah, tulisan ini merupakan yang pertama sejak aku sudah lama tidak menulis hal-hal random dan galau lagi di blo ini. Mungkin keasyikan dengan dunia maya baru dengan hape baru (narsis, hehehe).

Baiklah, dalam kesempatan kali ini aku merasa ingin cross check apa saja yang sedang ku lakukan dan sudah terlewatkan serta yang belum dan menjadi tantangan. Sesudah membuka beberapa postingan lawas tadi aku geli sendiri membaca bagaimana ambisius diri ini, berasa esok benar-benar misteri. Tapi apa mau dikata itulah yang dinamakan jalan terjal menggapai mimpi. Namun aku telah merasa PUASS dengan apa yang menjadi to do listku sepanjang tahun. Jujur 2013 mungkin baru separuh jalan, namun list-listku hampir semua tersampaikn. Bali, dengan segala kenekatan aku berangkat disana untuk pertama kalinya. Jogja, mungkin kecil dulu pernah, namun liburan bersama kawan kemarin menjadi istimewa. Thailand, atau mungkin seharusnya "Naik Pesawat" pertama, ke luar negeri pertama itu menjadi bagian yang penting dalam hidup. Jadi OS di IOP juga sudah. Tinggal SATU PR besarnya, SKRIPSI dan WISUDA! hahahaha

Waktu itu tidak bisa bohong, esok mungkin memang misteri. Namun sebagai manusia untuk memiliki visi dan misi di hari nanti itu pasti. Aku memang memiliki mimpi-mimpi liar yang untuk sekedar membayangkannya terkadang sungguh tak masuk akal. Namun mimpi kan gratis, dan mengajarkan nilai baik untuk tidak apatis. Setidaknya dalam kehidupan yang dinamis memang tidak ada jalan yang otomatis, semua harus melalui proses dan bahkan juga bisa kejadian yang sifatnya siklis. Sekali lagi I'm so blessed dengan apa yang terjadi enam bulan ini. Rasanya segala misi telah accomplished, kecuali... Namun secepatnya segala sesuatunya akan menjadi kenyataan. Mungkin Agustus akan ada list-list baru untuk what to do or not to do...

Rabu, 29 Mei 2013

Karena Dunia Gak Seciut Daun Kelor

Halo... ahirnya aku pulang dari Thailand. First flight and first going abroad. Pengalaman 10 hari 10 malam yang kao diceritakan pasti akan menyaingi ketenaran buku "9 Summers 10 Autumns". Oke banget pokoknya. Sesungguhnya jujur Bangkok itu bagus, tapi aku belum menemukan keistimewaan dan kemacetan disana membuat ku berfikir ulang untuk kembali kesana. Panas, sama sih seperti disini. Tempat belanja, ya paling lebih murah lima sampai sepuluh ribu dari sini. Tapi satu hal memang aku rindu dengan suasana AYRA. Aku rindu dengan staffnya, aku rindu dengan para delegasi dari sepuluh negara dan lain sebagainya.

Sungguh beruntung, sungguh menyenangkan, sungguh mengharukan. Aku yang bukan siapa-siapa dan entah dari desa mana mampu naik pesawat terbang. Kalau kata temanku mungkin orang pertama yang ke Thailand tanpa status TKI/W. Bersyukur bertemu dengan orang-orang hebat baru. Orang yang lebih sabar, lebih cerdas, lebih gila dan sebagainya. Aku haru, aku sendu, pun aku ragu. Ragu atas semua yang aku impikan. Ragu atas semua yang aku yakini bahwa jalan ini benar.

Dunia ini begitu luas. Terdapat banyak orang luar biasa yang bisa kita temui. Langit akan selalu tak terbatas. Namun segala impian dan anganku sepertinya hanya terbatas akan sejauh mata memandang. Bukan merupakan air yang selalu mengalir dan tak beriak karena dia dalam. Tapi dalam perjalanan hidup ini aku masih merasakan ketakutan akan bayang-bayang kegagalan. Gagal untuk tenang, gagal untuk membagiakan orang-orang yang ku sayang. Dan gagal untuk mengahadirkan kepercayaan diri dan pribadi yang matang.

Selasa, 07 Mei 2013

Mayday MYDAY

It's been long time ago. Padahal banyak banget kejadian yang ingin ku share, mulai dari hape baru, akhirnya nonton film 9summers, asaihl, dan yang akan hadir ialah chula.

Semoga aku masih sempat untuk sekedar sharing kecil tentang pengalamanku.

See you soon.
(Ini ngecek doang sih ngeblog pake hape itu gmana)

Minggu, 14 April 2013

What more can I get or what more can I give?

Masih April. Masih berkompromi dengan sekripsi. Masih bergejolak bila urusan hati. Masih disini dengan segala ambisi dan mimpi. Tak tahu kenapa setiap terjaga hingga pagi seperti sekarang ini justru mood untuk menulis bertambah kuat. Ingin ku ceritakan segala sesuatu yang terjadi pada hari ini. Atau bahkan hari kemarin dengan segala kesibukan hingga aku tak sempat menulis.

Sebulan terakhir aku sudah tidak meminta uang ke orangtua. Bahkan Ayah dan Ibuk yang justru menelpon dan menawariku. Aku memang bertekad untuk tidak terlalu membebankan ke orangtua. Karena aku telah mendapatkan jumlah yang cukup untuk menutupi segala kebutuhan akhir-akhir ini. Mungkin aku termotivasi oleh dia. Bukankah itu baik? Namun aku merasa bahwa semakin aku mendapatkan apa yang aku resolusikan awal tahun lalu, aku merasa masih kurang. Seperti tidak pernah puas. Apakah ini memang watak manusia? Aku merasa bahwa tahun ini benar-benar sesuai ekspektasi (Bahkan masih awal tahun). Entah aku yang terlalu bertekad atau memang Tuhan begitu baik kepadaku.

Namun dibalik ini semua tentu aku juga masih memiliki PR besar tahun ini. Lulus sekripsi dan cari kerja setelah lulus nanti. Mau kemana? aku masih belum tahu. Tapi setidaknya ada beberapa tujuan yang telah ku genggam. Dan mengamati dari beberapa teman, aku jadi lebih mempersiapkan diri. Senang rasanya bahwa ada seorang teman yang berkata bahwa I deserve than "this". Entah itu hanya pemerah bibir belaka atau memang dia menilaiku sebagai orang yang layak mendapatkan posisi yang semestinya. Apapun pekerjaannya nanti tentu haruslah kembali lagi pada niat awal untuk bekerja ialah membantu orangtua dirumah. Semoga semangat itu tetap menyala. Kesabaran akan selalu ada. Dan dia, walaupun disana namun bisa menjadi sosok yang menginspirasi jiwa.

Selasa, 09 April 2013

Pemberian Kaos yang Semoga Gak Chaos

Karena setiap pemberian ada momennya
Setiap perayaan ada kegembiraan yang terungkapkan
Setiap pemeberian pasti ada makna bagi sang penerima
Pemberinya telah berfikir keras mana yang paling enak dipandang mata
Pemberinya telah berfikir berulang kali kaos mana yang lebih catchy
Bukan dipandang dari harganya, namun lebih kepada arti kepada siapa, saat apa, dan makna dibalik itu semua

Satu atau dua buah kaos,
karena memang berharap lebih untuk dipakai sang penerima
semoga bermanfaat
pemilihan gambar, warna, tulisan, ukuran yang semuanya sudah hampir maksimal
semoga berkenan
pakailah disaat yang disukai dan ingatlah setiap memory yang terlewati bersama sang pemberi

Senin, 08 April 2013

seYOGYAnya

22-25 Maret 2013....
Trip to Jogja (3 hari untuk selamanya :P)
Hostel Ndalem Mantrijeron
Paket ekonomis untuk menginap di Jogja
(Ada TV, AC, Kamar Mandi Dalam)

Musisi Jalanan (Malioboro) yang Mulai Beraksi LIVE

VREDEBURG
(pose ini sih pas masih tutup)

Makan Sate Kelopo
(Ujung-ujungnya Medunten euy)

 Taman Pintar
(Yang kesini tapi jadi bego' gitu)

Raminten
(Es Kelamud segedhe gitu cuman delapan ribu rupieeeh)
 
Parangtristis
(Pada Meringis coy.. paling suka ekspresi di foto ini pokoknya)

Pataya
(Restaurant lho yaaa... bukan yg lain, kan makan TomYam)

KaliMilk
(Nenen senenen-nenennya.... hahahaha)

Prambanan
(Layaknya Bandung Bondowoso yg siap membangun candinya!)

Okelah pokoknya perjalanan kali ini...


Cuma sekelumit mungkin, tapi semoga bisa merepresentasikan suasana jogja. Kapan-kapan lagi yeeeesss... :D




 

Jumat, 05 April 2013

To Dearest Motivator

Kenapa seseorang bisa menjadi motivator? atau inspirator? mereka juga orang biasa di sekitar kita. Bahkan salah satu teman kita. Tapi mereka memang beda. Bukan berarti kita ingin menjadi diri mereka. Tapi setidaknya kita ingin menjalani kebaikan yang mereka tauladankan. Dengan segenap hati dan perasaan tulisan ini dipersambahkan untuk dia. Dia yang selama ini ku pandangi dari belakang punggungnya. Dia yang setiap kali orang lain menyebut namanya jusrtu hati ini yang berdebar salah tingkah. Dia, yang ketika tinggal berdua tak pernah sempat ku ucap sepatah kata.

5 April 2013. Titik penting bagaimana diri ini merasa masih jauh dibanding sang motivatornya. Dia yang begitu ulet bekerja, merelakan setiap kesenangan bersama teman-temanya. Kuliahnya yang hampir terlewat karena kesibukan dia yang lainnya. Namun dibalik itu semua dia memiliki rasa sayang yang amat sangat terhadap keluarganya. Untuk selalu berbakti pada Ayah dan Ibunya. Untuk selalu memantau perkembangan adik-adiknya. Keinginannya untuk tetap dekat dihati keluarganya yang jauh disana. Akan sangat terbukti ketika Ibunya sendiri yang berkata bagaimana bangganya dia mendengar anaknya yang masih kuliah sambil bekerja memberikan segala hasil jerih payahnya untuk orangtua. Bahkan berkeinginan membantu membiayai sekolah adiknya. Ibu mana yang tak bangga dengan kebaktian anak seperti tersebut? Ibu mana yang tak terenyuh dengan ketulusan seorang anak yang ada jauh dari pelukannya namun justru yang paling berbakti?

Merasa hina ketika ternyata aku masih tidak bisa berbuat banyak untuk dia. Bahkan malah mengganggunya. Mengusiknya. Mungkin Tuhan menyampaikan teguran-Nya dengan cara yang lain untuk diri ini. Bagaimana seseoranng yang mampu menjadi panutan kita ternyata sangat dekat dan nyata di dekat kita. Seorang pejuang sejati yang mengikhlaskan diri untuk selalu terbebani demi keluarganya agar mampu berseri. Tidak ada alasan untuk tidak "adoring" terhadap dia. Memang bukan sosok yang sempurna, namun kehadirannya mampu membawa terang bagi pandangan mata. Tidak ada alasan untuk aku membencinya, sesenyap apapun itu hubungan diantara kita.

Selasa, 02 April 2013

ConGraduation Spice Girls HI UA 09 (26 March 2013)

This photo taken when the girls of sempakers graduating. Finally they become S. Hub, Int. Fortunately all of them are girls, so its still possible for me to become the first BOY that graduate in HI 09 :)
Wish all the best for the next chapter of our life. 
There gonna be another mountain, lets climb it as we fight for our purpose in this journey.

Creep (Bukan Kreipiiik)

When you were here before
Couldn't look you in the eye
You're just like an angel
Your skin makes me cry
You float like a feather
In a beautiful world
I wish I was special
You're so fucking special

But I'm a creep
I'm a weirdo
What the hell am I doing here?
I don't belong here

I don't care if it hurts
I want to have control
I want a perfect body
I want a perfect soul
I want you to notice when I'm not around
You're so fucking special
I wish I was special

But I'm a creep
I'm a weirdo
What the hell I'm doing here?
I don't belong here

She's running out the door
She's running out
She runs runs runs runs
Runs

Runs

Whatever makes you happy
Whatever you want
You're fucking special
I wish I was special

But I'm a creep
I'm a weirdo
What the hell am I doing here?
I don't belong here
I don't belong here

*That song, originally sang by Radiohead. But I heard that song when Shena from X Factor Indonesia nailed the cover of this song. With dramatic melody from the piano, strong vocal technique and character. So I just adore this song very much. As I feel my self as weirdo rather creep, and adoring the other perfect creature on earth. So what am I supposed to do? Hell yeah, It's still feel hurt. 

Mencari Autofocus

Gak tau kenapa tapi dua hari terakhir ini rasanya otakku kosong. Gak bisa fokus ke satu hal. Apa gara-gara sabtu kemaren? Atau minggunya? Atau karena ini sudah April? Ya April. seperti postinganku sebelumnya, bagaimana bulan ini deadline skripsi, someone special ulang tahun, waktunya untuk pulang Rembang bertemu Regan. Atau yang lain? Aku pengen lebih ceria seperti dulu. Kerjaan di kantor juga gak sibuk-sibuk amat. Di kosan apalagi cuma tidur dan berak doang. Kepikiran macem-macem. Mulai dari Skripsi, pengen pulang, beli hape, beli kado, persiapan CHULA, aaah. Surabaya ini gak ada tempat asik buat merenungkan ini semua. Dan terlihat di postingan ini bagaimana aku gak fokus buat nulis. Huuuft

Senin, 01 April 2013

Aprilnya Datang Juga

Tanggal 1 april. Bukan untul memperingati April Mop, tapi aku merasa tenggat waktu untuk menyelesaikan skripsi harusnya ada di bulan ini. Seperti janjiku kemarin bahwa ku ingin segera sidang di bulan ini. Apa daya aku masih terbelenggu dengan duniaku. Dengan keabsurban segala metodologi dan data. Kata dan parafrasa yang tak kunjung indah dibaca. Aku, merasa mengkhianati janjiku sendiri dan aku rela mengakui aku kalah lagi dan lagi. Bulan April telah datang, Wisuda untuk lulusan pertama angkatan 2009 HI UA juga telah terlaksanakan. Haru, bangga, sesak, dan bahagia rasanya telah tumpah ruwah lewat foto-foto narsis dan serba eksis dengan para sahabat dan rekan sejawat. Aku sempat termotivasi dengan ini.

April selama tiga tahun terakhir menjadi bulan yang aku tunggu. Perayaan ulang tahun seseorang yang hanya aku, dia, dan Tuhan yang tahu kemana hubungan ini sebenarnya bermula dan atas kesalahan siapa sehingga membuat semua serba tak biasa. Aku sudah tak biasa berbincang dengan dia, hanya memandang dari balik punggungnya. Hanya mengendap-ngendap mengetahui kemana arah kakinya. Hanya mampu berdoa untuk segala kesuksesannya baik kuliah maupun pekerjaan sampingannya. Meskipun dia mengingkari bukan pada bulan April ulang tahunnya, namun aku rasa ucapan terimakasihnya atas ucapan selamat dari ku sudah cukup memuaskan dan melancarkan aliran darah yang mengalir deras tiap aku kirim selamat untuknya. Absurb, kagok, atau ini hanyalah sebuah imajinasi hawa nafsu belaka. Aku masih percaya bahwa waktu akan mampu mengubah segalanya.

April sama seperti bulan-bulan dalam kalender masehi yang lain. Aku hanya berharap dapat melaksanakan segala sesuatunya dengan baik. Aku hanya ingin menjadi tenang. Tidak gamang oleh semua rahasia di masa yang akan datang. Aku hanya ingin menjalani semuanya dengan perasaan bahwa esok hari tidak akan ada penyesalan. April atau bukan, 22 tahun lalu dia terlahir. Seperti seluruh bayi di dunia ini yang membawa harapan dan doa dari kedua orangtuanya. Aku memandang dia menjadi salah satu panutan bagaimana berbakti pada orangtua dan membahagiakan keluarga. Aku disini, cukup mengaguminya dari sini saja.

Kamis, 28 Maret 2013

Bersama

Setiap orang punya teman. Teman yang ada di masa lalu, masa kini, hingga masa depan.
Teman yang mengerti akan sebuah keadaan. Teman yang tahu apa yang tersirat dari bahasa kalbu.
Setiap kenangan yang telah kita goreskan, setiap tawa riang canda yang tersampaikan.
Kesedihan yang tak jarang dibagikan. Kesenduan yang bersama kita rasakan.

Teman yang sedang mengejar kesuksesan. Teman yang mulai dan telah sibuk dengan segala macam pekerjaan.
Teman tetap hadir dalam motivasi hati. Akan selalu hadir menyemangati lewat intuisi. Jarak tak memisahkan koneksi.

Bersama, akan selalu menjadi ceria.
Bersama, bisa lebih berarti dari "hanya berdua".
Bersama, untuk menceritakan segala harap dan asa.
Bersama, aku lebih bahagia.

Senin, 25 Maret 2013

Badminton Axiata Cup LIVE DBL ARENA!!!

Hampir dua puluh tahun lebih aku menjadi pecinta bulutangkis Indonesia. Selama itu pula aku hanya dapat melihat kehebatan para punggawa olahraga tepok bulu tersebut dari Televisi. Namun setelah aku tinggal di Surabaya ini kemungkinan untuk mencoba menyaksikan aksi seru para atlit Bulutangkis secara live semakin terbuka lebar. Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Surabaya memang telah menggelar event-event besar seperti Djarum Sirnas, Indonesian Open, PON, dan yang terbaru ialah Axiata Cup 2013. Sama seperti sebelumnya aku memang berkeinginan untuk menonton bulutangkis tersebut secara live, namun ada kekhawatiran pula bahwa tidak bakal terjadi seperti hari-hari sebelumnya karena alasan asdfghjkl. Mulai dari transport, area yg jauh, tiket mahal, dan tidak ada teman. Namun mungkin memang sudah saatnya aku memnyaksikan aksi seru pertandingan Bulutangkis antar negara dengan hadiah paling besar pula. Sabtu 23 Maret 2013 pukul 13.00 aku hadir langsung di DBL Arena menyaksikan perjuangan atlit bulutangkis Indonesia. Saat itu pertandingan melawan Malaysia, sehingga pasti seperti yang sudah-sudah para penonton hiruk pikuk meneriaki INDONESIA namun juga mencaci pemain Malaysia dengan GANYANG MALAYSIA.

Aku merasa sangat puas menyaksikan pemain Indonesia dengan mata kepalaku sendiri. Toomy Sugiarto, Bellatrix Manuputy, Pasangan M. Rijal dan Debby Susanto, serta pasangan dadakan Hendra Setyawan dengan Ryan Agung Saputro. Sayang Indonesia harus berbagi angka 2-2 dengan Malaysia. Dua pertandingan tunggal dimenangi oleh Indonesia. Bella dan Tomy seakan tak mau dipermalukan di depan publik sendiri sehingga mereka menang dengan dua set langsung melawan lawan-lawanya. Rijal Debby memang harus mengakui sang rival, namun mereka telah berjuang dengan keras (meskipun memang banyak erornya). Lalu Hendra dan Ryan juga memang terlihat masih kurang kompak dan kurang komunikasi sehingga mereka pun kalah melawan ganda Malaysia. Hari kedua atau Minggu tanggal 24 Maret 2013 aku juga kembali melihat tim Indonesia tampil. Kali ini melawan Asia All Star, dan sayangnya skor kembali 2-2. Kali ini tunggal kita yang kalah oleh superstar dari Asia. Aprilia Yuswandari memang sepertinya terkena cedera saat menjangkau bola sulit dari lawan saat set pertama. Simon Santoso apakah karena ini pertandingan pertamanya di tahun ini sehingga belum terlalu in, namun perjuangannya dengan smash-smash keras mampu menjadi hiburan bagi semua yang datang apalagi para gadis belia.

Ada beberapa hal yang kusadari setelah melihat secara LIVE pertandingan bulutangkis tersebut. Pertama para atlit telah berusaha mati-matian dalam setiap pertandingan. Baik itu hasilnya kalah ataupun menang. Ternyata memang tidak seburuk cercaan saat teman-teman yang tidak menonton live. Kedua, penonton di Indonesia ternyata memang meiliki mental yang lemah. APalagi kalau pemainnya kalah dengan skor yang cukup jauh. Keadaan stadion akan sepi dan baru hura-hura kembali bila point kritis dan telah memimpin jauh. Terakhir, aku tidak kapok nonton live! Bahkan berkeinginan untuk nonton live lagi di Luar negeri (I WISH).

Jumat, 22 Maret 2013

Nyesek Itu...

Nyesek Itu...
Belom kelar sekeripsinya
Nyesek Itu...
Teman terdekat udah duluan wisuda
Nyesek Itu
Liat temen deket IPK cumlaude
Nyesek Itu
Belom pulang rumah 3 bulan
Nyesek Itu
Uang di dompet tinggal seribu
Nyesek Itu
Gak Ikut Temen angkatan liburan ke Pacet
Nyesek Itu
Masih dikantor jam 6 sore ini
Nyesek Itu
Nyesek Itu
Nyesek Itu
Aku dan hanya diriku saja saat ini dan seperti kemarin

Senin, 18 Maret 2013

When I Was Your Man - Bruno Mars

Same bed but it feels just a little bit bigger now
Our song on the radio but it don't sound the same 
When our friends talk about you, all it does is just tear me down
Cause my heart breaks a little when I hear your name
It all just sounds like oooooh… 

Mmm, too young, too dumb to realize 

That I should have bought you flowers
And held your hand 
Should have gave you all my hours 
When I had the chance 
Take you to every party 
Cause all you wanted to do was dance 
Now my baby's dancing 
But she's dancing with another man
 

My pride, my ego, my needs, and my selfish ways 
Caused a good strong woman like you to walk out my life 
Now I never, never get to clean up the mess I made, ohh…  
And it haunts me every time I close my eyes
It all just sounds like oooooh…  


Mmm, too young, too dumb to realize 
That I should have bought you flowers 
And held your hand  
Should have gave you all my hours 
When I had the chance 
Take you to every party 
Cause all you wanted to do was dance 
Now my baby's dancing 
But she's dancing with another man
 
Although it hurts  

I'll be the first to say that 
I was wrong 
Oh, I know I'm probably much too late 
To try and apologize for my mistakes  
But I just want you to know
 

I hope he buys you flowers 
I hope he holds your hand 
Give you all his hours 
When he has the chance 
Take you to every party 
Cause I remember how much you loved to dance 
Do all the things I should have done 
When I was your man 
Do all the things I should have done 
When I was your man

Jumat, 15 Maret 2013

Aku Harus Lulus (Secepatnya)

Hari ini aku menjalankan pertemuan seperti biasanya dengan Ayah. Pemberian uang kos, makan di karmen gang dua, dan sedikit perbincangan tentang keluarga dan masa depan. Dan seperti biasanya pula setiap setelah pertemuan tersebut aku menjadi terharu dan dan merasa malu pada diri sendiri. Aku melihat rambut Ayah yang terlihat putih dibalik topi yang beliau kenakan. Aku haru mendengarkan bagaimana beliau sangat membagakan aku sebagai anak yang di kuliahkannya, satu-satunya. Aku haru ketika beliau menanyakan padaku "awakmu agustus lak wis mari to?" dengan binar bahagia di mata beliau aku merasa dan sangat percaya bagaimana hari wisudaku itu sangat dinantinya. Oleh karenya aku sudah tak sanggup lagi untuk berlama-lama menyandang sebagai penerima donor dari orang tua. Aku ingin cepat lulus, dapat kerja dan dapat sedikit meringankan beban Ibuk dan Ayah. Aku ingin cepat kerja, itu saja. Karena aku sudah tidak tega melihat Ayah dan Ibu yang masih bekerja keras demin aku, satu-satunya anaknya yang beliau kirimkan jauh-jauh kuliah di Surabaya demi mengharumkan nama keluarga. Untukmu, Ayah dan Ibu hanya engakulah satu-satunya motivasi dan inspirasi untukku menyelesaikan skripsi ini.

Rabu, 13 Maret 2013

What's Ma Name

Namaku Adytya Erlangga Putra. Sekarang masih terhitung sebagai mahasiswa aktif Ilmu Hubungan Internasional Universitas Airlangga, Surabaya. Aku tergelitik dengan pembuatan postingan ini karena semakin kesini aku baru menyadari bahwa namaku memang mirip dengan nama tempat aku kuliah sekarang. Meskipun berbeda huruf AI dan E, namun bila dilantunkan keduanya sama. Intinya ialah Airlangga ataupun Erlangga. Namaku ini diberikan oleh Bulekku, aku tidak tahu maksud dan artinya apa. Yang jelas nama ini akan lebih kece daripada keinginan Ayah untuk menamaiku Subandono. Ya karena pada saat kelahiranku, ban truk yang dikendarai Ayah dicuri orang. Sehingga nama "simple" tersebut muncul dibenakku. Lagipula Ayah memang orang sederhana seperti ceritaku pada postingan sebelum-sebelumnya. Beranjak SD aku mulai menyadari namaku memang terlihat dan terdengar lebih catchy daripada temanku yang lain yang pada saat itu setiap anak laki-laki kebanyakan bernama depan Muhammad, sedangkan kalau Perempuan bernama depan Siti. Aku setapak lebih modern dari mereka untuk urusan nama. Namun saat kelas 6, guru Agama kami mencoba menjabarkan nama lengkap kami apakah ada bau-bau islaminya atau tidak. Dan sayang sekali seingatku namaku ialah satu-satunya nama yang tidak mengandung unsur tersebut. Karena setiap nama temanku pasti ada kata Muhammad, Siti, Ahmad, Nur, Sholeh, dll. Aku merasa menjadi yang tidak beriman diantara mereka.

Menginjak SMP, seperti setiap perkenalan pada umumnya aku menyebutkan namaku dengan lantang karena aku sangat percaya diri dengan nama yang keren dan oke tersebut. Namun sayang ketika ditanya artinya aku justru tidak tahu. Gurukulah yang malah menganalisa arti dan maksud namaku. Adytya, diambil dari kata Ditya yang menurut B.Jawa ialah artinya Buto/Raksasa/Giant. A merujuk pada sifat kebalikannya, sehingga Adytya berarti BUKAN Raksasa. Erlangga ialah nama Raja yang besar dan ternama di tanah Jawa. Putra merupakan anak laki-laki. Sehingga bila dirangkai ialah, Bukan Raksasa yang semena-mena tapi putra Raja yang agung dan bijaksana. Semenjak saat itu aku memegang teguh arti namaku tersebut. Yang berarti aku diharapkan untuk menjadi seorang pemimpin yang baik dan bijaksana (layaknya doa setiap orangtua untuk anak-anaknya).

Menginjak masa perkuliahan entah kenapa aku memilih Universitas Airlangga (sudah pernah ku bahas juga bagaimana aku terdampar disini dengan pilihan yang tak akan pernah ku sesali). Tapi yang sangat aku ingat ialah bagaiamana dibagian akhir pendaftaran untuk tes jalur PMDK Japres, seorang Bapak bilang "lho mas Erlangga,, Unair nanti pasti akan senang kalo mas keterima disini". Aku hanya mengamini dan tersenyum semoga aku memang keterima disini. Alhamdulillah, seperti sekarang inilah hasilnya. Hari berganti, aku kembali menemukan perkataan yang sama dari petugas di Universitas ini. Mulai dari bagian pendidikan, keuangan, sampai yang terakhir tadi pagi ketika aku mengembalikan buku di perpustakaan. Semua menganggap Ayahku atau Ibuku "orang" Unair sehingga aku bisa masuk sini. Namun tentu hal tersebut tidak benar. Hanya saja memang orangtuaku akan selalu mendoakan aku agar memang masuk kesini. 

Sampai sekarang aku masih penasaran juga kenapa aku di Universitas Airlangga ini. Tapi semoga apa yang telah ku berikan selama ini cukup untuk dapat mempertahankan pamor Universitas ini. Ingatlah namaku untuk di kemudian hari.

Random, Ransom

“Pada akhirnya bukan kata-kata menyakitkan dari musuh yang selalu kita ingat, tapi diamnya para sahabat yang dulu mendukung kita. ”

― Martin Luther King, Jr.
 
Moving out from comfort zone. We are not follower. We are distinct. We are Strategist...
-VD-
kalimat diatas muncul dari home FB yang barusan aku buka. Status dua adik kelas, yang secara kebetulan ku baca dan menjadi pikiran. Quote pertama, aku merasa sedikit miris karena ini menyangkut persahabatan. Sama seperti postinganku terdahulu tentang kemarahan untuk sahabat. Posisiku tidaklah jauh berbeda dengan perkataan Martin Luther tersebut. Ada rasa kecewa terhadap sahabat tersebut sehingga aku masih malas untuk sekedar menegur sapa atau bahkan sampai bercengkerama seperti sedia kala. Aku memang seoarang cancer-ian yang sekali dikecewakan maka akan sulit untuk memaafkan. Apa salah dia? aku tidak tahu. Atau justru aku yang salah sepenuhnya. Namun aku merasa telah berusaha menjadi sahabat terbaiknya, hanya saja dia yang terlalu bisu dan tuli akan segala kesibukannya.
Kalimat kedua, hampir setiap orang berusaha untuk menjadi seperti itu. Keluar dari zona nyaman, distict, berbeda, dan bahkan strategis. Tak tahu lah apa mau orang-orang tersebut. Bukankah manusia memang diciptakan berbeda-beda? hanya saja pemikiran yang generalis membuat kita sama. Pola kehidupan menjebak kita untuk selalu pakem pada budaya. Setiap pertanyaan akan berakhir pada tanta tanya yang sama. Kuliah dimana? ngambil jurusan apa? itu kalau disaat kelas tiga SMA. Skripsimu sampai mana? Dospemmu enak gak? itu kalau sedang sibuk skripsi. Kerja dimana? Ngelamar kemana aja? itu kalau baru lulus dan belum dapat kerja. Kapan Nikah? kalau sudah lama membujang. Kapan punya anak? Gak pengen nambah adik? itu kalau sudah berkeluarga. Serta pertanyaan-pertanyaan lain yang akan selalu hadir di tengah ritualitas kesibukan sehari-hari kita.
This is Life, just like an ordinary machine that we used to make a yummy cookies. But it's still can be broken.

Selasa, 12 Maret 2013

Bunga Tidur

Selarut ini hingga hampir mencapai fajar aku terbangun. Ya mungkin karena jadwal tidurku yang kepagian karena aktifitas yang luar biasa di senin yang harpitnas tadi. Yang membuat tidak enak hati ialah mimpi yang ku alami. Aku salah seorang yan sangat memperhatikan setiap mimpi apa yang ku alami saat tidur. Bagi sebagian orang hal tersebut ialah bunga tidur yang memang menjadi efek dari aktifitas sehari-hari saja. Namun aku kadang berharap bahwa mimpi juga suatu saat akan menjadi realiti. 

Seseorang yang terbawa mimpi karena mungkin terlalu difikirkan atau malah sebaliknya. Yang tidak diduga-duga justru muncul. Namun cukup senang apabila dalam mimpi tersebut segala sesuatunya menjadi loncat-loncat namun tetap indah untuk dikenang. Itu kalau mimpi manis. Mimpi pahit, setidaknya ku alami saat tidur pada jam-jam magrib ataupun dari sore hari sampai jam tujuan. Sangat kelam dan membuat dada jadi sesak. Mungkin sugesti ku saja bahwa setiap tidur di jam-jam itu akan membuat mimpi yang ku alami menjadi buruk.

Ada apa sebenarnya di balik semua mimpi tersebut? Apakah merupakan sebuah pertanda A B C atau Z? Biarkanlah itu semua tetap ada dalam alam bawah sadar saat aku terlelap. Namun yang lebih penting ialah bagaimana dalam realitanya raga ini dapat melangkah pasti. Menapaki setiap elegi dengan kepercayaan diri bahwa hari esok harus lebih baik dari hari ini. 

PS: Teruntuk kau yang telah hadir dalam setiap mimpi ini selama beberapa hari, mari kita berdamai demi kebaikan hati.

Kamis, 07 Maret 2013

Jendela-Jendela Dunia-Ku

Entah aku yang membutuhkannya atau memang unsur ketidak sengajaan semata. Setiap kali aku berada di ujung kelulusan ataupun untuk menutup lembaran baru kehidupan enuju lembaran kehidupan yang lain aku menemukan buku-buku yang sangat menyemangatiku disaat-saat penghabisan ini. Buku-buku yang menceritakan tentang pengalaman nyata seorang pejuang sejati untuk meraih mimpi. Aku menjadi sangat termotivasi dan lebih bersiap diri untuk menghadapi apa yang akan menjadi misteri di esok hari. Aku memang bukanlah tipe seseorang yang gemar membaca buku dan sering untuk membelinya. Namun dilain kesempatan aku selalu mencoba untuk tetap membaca buku walaupun hanya dengan status meminjam pada teman. Buku yang ku maksud ialah Sang Pemimpi  karya Andrea Hirata yang kubaca saat menjelang UAS SMA. Dan baru-baru ini aku membaca 9 Summers 10 Atutumns karya Iwan Setyawan. 2 Buku tersebut telah membawaku jauh kedalam dunia yang dipenuhi oleh orang-orang yang bekerja keras dan tak pernah takut untuk mewujudkan cita-cita mereka. Terimakasih terhadap setiap pihak yang telah meng"ada"kan buku-buku tersebut. Karena untuk ku ataupun anak lain di negeri ini sangat membutuhkan cerita nyata dari seorang pelaku yang tidak hanya tergambar maya namun memang benar-benar ada dan hadir di dunia.

Pertama ialah buku Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Aku membaca buku ini karena memang menjadi salah satu bagian dari novel epik Tetralogi Laskar Pelangi. Bukan berarti aku tidak suka dengan ketiga buku yang lain, namun aku merasa pada saat itu aku membaca buku pada saat yang benar-benar aku butuhkan untuk motivasi. Sang Pemimpi bercerita bagaimana Ikal yang tengah beranjak dewasa dan menempuh bangku SMA serta bagaimana perjuangan hidupnya untuk tetap bisa membiayai sekolah bahkan samapi berkelana ke dunia yang lain samudera. Aku tak ingin mereview banyak tentang buku ini, namun aku akan menyampaikan bagaimana setelah aku membaca buku tersebut aku memiliki keberanian untuk terus mengarungi samudera kehidupan. Pada saat itu aku dalam masa-masa terjahanam yang dialami oleh setiap siswa SMA di seluruh Indonesia. Kejamnya hawa UAS dan juga kompetisi untuk dapat masuk jalur PMDK di Universitas-Universitas terkemuka. Lewat buku ini aku merasa bahwa Impossible means I'm Possible. Aku menjadi lebih membuka mata bahwasanya kemiskinan bukan alasan untuk tidak mendapatkan pendidikan. Sehingga dari sinilah aku mulai berani merangkai segala mimpi, hasrat, dan keinginan untuk mempunyai cita-cita yang tinggi. Aku tak perduli apa kata temanku yang mengingatkan jangan berlebihan saat bermimpi, karena jika gagal dapat mencederai perasaan dan hati sampai setengah mati. Aku tak perduli, aku tetap berpegang pada buku Sang Pemimpi dan aku mulai dapat tersenyum setelah diterima di satu-satunya PMDK yang ku ikuti. Nilai spesial lain ialah aku juga lulus melengkapi teman-temanku lain yang juga berprestasi.

Setelah buku Sang Pemimpi aku membaca buku lain yang bercerita tentang motivasi. Salah satunya ialah Negeri Lima Menara karya A. Fuadi. Aku menjadi menguak kembali penyesalan kenapa dulu aku tidak dipondokkan saja seperti Alif, sehingga tidak hanya pintar ilmu dunia saja namun juga dapat membimbing ke jalan yang lebih mudah untuk ke kehidupan selanjutnya. Namun mungkin karena latar yang berbeda namun hal tersebut menjadi salah satu keinginanku aku merasa buku ini juga memberikan banyak pelajaran tentang hidup tentang perantauan, persahabatan serta perpondokkan.

Hari ini aku baru menyelesaikan buku dengan tema yang serupa, tentang motivasi, pengejaran sebuah mimpi, dan sebuah pengabdian untuk family. 9 Summers 10 Autumns karya Iwan Setyawan. Buku ini menjadi oase di tengah kegersanganku bergulat dengan skripsi. Menjadi lilin kecil untuk kembali mengingatkanku akan setiap anagn dan ambisi. Menjadi buah manis untuk kemasaman rasa rinduku pada Ayah dan Ibuk nun jauh disana. Namun dalam buku ini aku merasa bercermin pada diriku sendiri. Setiap kata yang ku eja dan setiap lembaran buku yang ku sibak membawaku jauh ke dalam setiap nostalgiku. Aku merasa ada di buku itu. Tokoh utama yang ada di buku tersebut ialah aku. Apalagi dalam hal kesengsaraan, keprihatinan, keuletan (mungkin juga prestasi walau tak sebanding) itu semua adalah ceritaku. Hanya saja Iwan sudah ke The Big Apple, aku belum (dan segera menyusul). Sungguh tiada kata lain untuk buku ini kecuali "Itu aku bangeet!". Anak seorang sopir, iya. Punya rumah yang kecil dihuni dengan banyak saudara, iya. Prestasi dari SD yang patut dibanggakan, (insyaAllah) iya. Aku seolah tinggal menunggu bahwa aku juga akan mengalami kesuksesan seperti sang penulis. Sungguh justru ada yang beda saat aku membaca buku ini karena aku tahu benar kemana setiap alur cerita akan bermuara. Bagaimana dengan segala kepahitan dan jerit payah yang akan mereka kunyah.

Sekali lagi terimakasih yang tiada terkira untuk penulis-penulis hebat diatas. Terimakasih untuk membuktikan bahwa kita tidak hanya saja berpasrah pada keadaan. Terimakasih untuk segala cerita sedih yang aku juga mengalami. Terimakasih! Ingin rasanya aku bertemu langsung dengan sang penulis (apalagi Iwan, karena bang A.Fuadi sudah pernah) untuk menceritakan kisah kami yang hampir mirip. Dan aku merasa aku juga akan bisa seperti mereka. Semoga, semoga dan semoga. Aku ingin tetap fokus atas semua tujuan ini. Aku segere membahagiakan dan membanggakan keluarga layaknya mereka juga, Sang Penggugah. Thank YOU!

Sabtu, 02 Maret 2013

Effortless

Karena skripsi sejatinya adalah sebuah magnum opus dimana setiap mahasiswa tingkat akhir yang sedang dalam penyelesaiannya harus bersungguh-sungguh dan mencurahkan setiap tenaga, pikiran, dan perasaan untuk menghasilkan karya yang tidak setengah-setengah. Namun sering pula dijumpai bahwa skripsi hanyalah syarat kelulusan yang sama dengan mata kuliah lain berbobot enam sks sehingga cukup dikerjakan semampunya. Sama seperti setiap mahasiswa tingkat akhir yang lain dimana mereka tersesat, terseret serta tertatih dalam penyelesaian tugas mulia ini, aku menjadi kumpulan para pekerja keras untuk menuntaskan studi akhir dan layak mengenakan toga di hari wisuda nanti. Nanti, bila saatnya sudah tepat. Nanti hingga aku tak dpaat berfikir jernih selain skripsi. Nanti hingga Pak VD menyindirku secara sarkas sehingga aku tahu diri. Skrispsi, aku tantang kau untuk satu bulan ini!

Senin, 25 Februari 2013

Kenjen Nulis

Halo, rasanya dua mingguan ini aku tak sempat sama sekali mengotak-aitk blog ini. Sudah banyak padahal cerita yang ingin ku tuang tentang kisah dan perjalananku dua minggu terakhir. Padahal aku ingin bercerita tentang memori, misteri, dan misery di Bali. Me review film omnibus rectoverso, dan yang terakhir kemarin aku baru saja pulang dari Jogja. Liburan yang sangat liburan karena aku selangkah demi selangkah mewujudkan resolusiku di tahun ini. Dan ini masih di bulan februari padahal. Senang rasanya dapat menghabiskan waktu bersama kawan, meski masalah pekerjaan akhirnya bendhol kemudian. Tapi semua orang kan pasti sudah tahu bahwa ada yin dan yang. Ada yang enak dan ada yang pait. Dan semua hal harus berjalan seiring dan seimbang. 

Baiklah aku akan menceritakan perjalananku ke Bali, Joga, dan mereview film rectoverso kapan-kapan aja ya. Nunggu transferan foto-fotonya juga. Kan jaman sekarang no pict sama dengan hoax. Meskipun tetap saja lensa mata lebih menyimpan banyak memori daripada sekedar gambar yang terekam atau tertangkap oleh lensa kamera. Nantikan dan perhatikan setiap kata dan prosa milik Adytya Erlangga Putra.

Selasa, 19 Februari 2013

Ketika Satu Persatu Burung-Burung Mulai Meninggalkan Sarangnya

IBLIS merupakan singkatan yang kami buat untuk menamakan Immersi Being Lecture In Surabaya. Yang mana anggotanya terdiri dari empat pemuda beruntung dari kelas Immersi Smansa Rembang untuk melanjutkan studi di bangku kuliah Universitas Airlangga Surabaya. Ada aku sendiri, Eka Prasetya Budi Mulia dan Pipit Meisari di jurusan Pendidikan Dokter serta Ebbi Darles di jurusan Ilmu Hukum. Banyak cerita terjadi seiring dengan silih bergantinya waktu yang kami lewati. Para pejantan di kelompok ini (aku, Ebbi, dan Eka) sempat merasakan tinggal seatap di kos-kosan Karang Menjangan gang 1A no 21. Memang hanya satu semester kebersamaan kami berlangsung karena pada akhirnya seperti sekarang ini kami telah berpisah di kamar kos masing-masing. Namun selama itu pula kami tetap berusaha saling menghubungi dan berusaha untuk tetap berkumpul bersama entah hanya sekedar makan dan ngobrol. Meskipun tidak terlalu sering, namun aku sudah merasa cukup untuk merakana hangatnya kebersamaan bersama mereka. Mungkin karena kesibukan dan pergaulan kami yang berbeda-beda sehingga cukup sulit untuk menemukan waktu untuk kembali bersama. Namun setidaknya kami masih memiliki ikatan sebagai sama-sama pejuang IBLIS untuk mewujudkan harapan dan cita-cita masing-masing.

Tak perlu waktu lama untuk kawan-kawanku tersebut menamatkan studi mereka. Siang tadi aku mendapat sms dari Ebbi bahwa dia besok akan sidang Skripsi. Yang berarti tidak lama lagi dia akan wisuda. Eka dan Pipit karena mata kuliah mereka yan paketan juga ku dengar akan segera wisuda di bulan maret. Selamat untuk mereka yang telah setapak lebih dekat untuk mewujudkan mimpi dan keinginan mereka. Bangga dan haru rasanya mengetahui bahwa teman seperjuangan yang selama ini jarang bertemu tiba-tiba hadir membawa kabar nan bahagia. Mereka memang layak di posisi itu karena aku tahu pasti bahwa mereka juga susah payah untuk ada di posisi seperti sekarang. Dengan kata lain mereka mereka akan lulus dalam tempo 3,5 tahun. Sebuah pencapaian yang luar biasa tentunya karena IPK mereka juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Belum lagi dengan segudang prestasi yang telah mereka raih. Eka dan Pipit layaknya mahasiswa kedokteran yang lain yang selalu diinginkan hampir setiap anak SMA di negeri ini. Ebbi, beberapa waktu lalu sempat masuk Metro TV karena kepiawaiannya dalam lomba debat. Mereka semua memanfaatkan setiap potensi yang mereka miliki dengan segala ambisi dan motivasi untuk terus berpau dalam prestasi. Ku harap ke depan mereka semua akan semakin sukses untuk menempuh cita dan cinta mereka. Dan pula kebersamaan yang kami jalin semoga tidak padam dan tetap berpijar dalam kondisi apapun.

Ebbi (Yang akan Sidang hari Selasa 19/2-2013)

Pipit dan Eka (Sang calon d.m)

Minggu, 10 Februari 2013

Rempongnya Pindahan

Pindah rumah itu sesuatu yang harus dihindari menurutku. Dari pengalaman yang ku alami membantu pindahan kakak dan Bulek, rasanya aku kelak tidak ingin merepotkan orang-orang di sekitarku saat pindah rumah. Aku merasa saat pindah rumah itu harus siap capek segalanya dari mulai fisik, mental, sosial, dan pastinya finansial. Sudah terlihat dengan banyaknya barang yang harus dibawa, bersosialisasi dengan warga dan lingkungan baru dan hal-hal kecil lain yang mungkin itu sepele namun tetap penting. Oleh karenanya kalau bisa saat aku pindah rumah aku tak perlu merepotkan orang lain. Karena aku sendiri merasa lelah dengan semua pindahan ini.

Pertama ialah ketika Kakakku akan pindah ke Purwekorto. Perjalanan yang kami tempuh saat itu bagaikan perjuangan menuju jejak petualang. Karena kami berangkat dari subuh dan baru sampai Purwokerto jam sembilan malam. Perjalanan yang ku sebut berpetualang ke negeri awan karena dari matahari belum terbit hingga matahari tak terbit lagi rumah yang kami tuju belum nampak betul arah dan lokasinya. Memang perjalanannya cukup memberikan tantangan. Mulai dari mobil yang bannya bocor, kemudian bocor lagi, belum lagi macet karena memang saat itu masih suasana lebaran sehingga perjalanan cukup padat merayap. Kemudian ada juga kendala moil satunya lagi mogok. Huuuft, sungguh luar biasa perjalanan tersebut, dan karena aku bukan orang yang suka bepergian pula sehingga itu semua juga tampak berat dalam hal fisik dan juga perasaan. Dan yang lebih sedih lagi ternyata kakakku hanya bertahan disana selama tidak lebih dari dua bulan.

Kedua yang baru saja kualami. Aku membantu pindahan rumah Bulekku. Memang tidak sejauh perjalanan seperti kakakku. Karena Bulekku hanya pindah dari satu perumahan ke perumahan yang lain masih di Kabupaten yang sama namun di kecamatan yang berbeda. Jarak tempuhnya juga mungkin hanya sepuluh menit. Namun aku merasa paling capek fisik karena turut serta dalam hal pemboyongan barnag ini dan itu. Belum lagi PP untuk mengangkutnya. Haaaa.... cukup ini saja dan aku akan mikir-mikir lagi bila diminta bantuan untuk pindahan.

Dari kedua pengalaman tersebut aku bertekad bahwa nanti bila saatnya tiba saat aku pindahan aku tak akan merepotkan mereka semua. Aku akan lebih memilih menyewa jasa orang lain atau tim yang memang spesialis mengurus persoalan pindahan. Sehingga aku hanya akan mengundang sanak saudara untuk mengunjungi rumahku kelak tanpa harus merepotkan yang lain apalagi itu keluargaku dan sanak saudara yang lain. Semoga dan semoga, karena rumah merupakan tempat dimana saat aku tidak di dalamnya aku akan merindukannya. Tempat dimana aku merasa nyaman bersama istri dan anak-anakku kelak. Tempat dimana aku akan menyebutkannya saat di kartu namaku bersama gelar dan pekerjaanku. Semoga dan semoga.

Jumat, 08 Februari 2013

In My Life (The Beatles)

There are places I remember
All my life, though some have changed
Some forever not for better
Some have gone and some remain
All these places have their moments
With lovers and friends I still can recall
Some are dead and some are living
In my life I've loved them all

But of all these friends and lovers
There is no one compares with you
And these memories lose their meaning
When I think of love as something new
Though I know I'll never lose affection
For people and things that went before
I know I'll often stop and think about them
In my life I love you more

Though I know I'll never lose affection
For people and things that went before
I know I'll often stop and think about them
In my life I love you more
In my life I love you more

Kamis, 07 Februari 2013

Hijaunya Rumput Tetangga Tak Seindah Taman Yang Aku Punya



Lagi dan lagi satu perstu kawan yang lama tak bersua terdengar bahwa mereka akan setapak lebih maju karena mereka akan wisuda. Selamat! Tentu aku sangat senang melihat segala kesuksesan kalian. Aku paham bahwa kalian memang lebih gigih dan tak kenal letih dalam mengahadapi setiap ujian yang kalian laksanakan. Aku paham bahwa kalian pasti telah mengerahkan segala yang terbaik untuk dapat menempuh ini semua. Kebahagiaan dan kesuksesan kalian seolah memperkuat bahwa rumput kalian memang lebih indah. Tampak hijau merona dengan merayu setiap embun untuk memeluknya. Aku tak menyagkal aku juga ingin memiliki rumput sehijau itu, namun aku masih percaya bahwa aku juga memiliki taman yang indah yang memiliki berbagai macam bunga yang sangat menarik para kumbang jantan maupun betina. Bukan penyangkalanku karena aku belum bisa sebanding dengan kalian tapi aku tak mau terlena pula oleh rumput hijau kalian.

Aku memiliki berbagai macam alasan untuk menjawab setiap keraguan kalian. Aku memiliki lebih banyak argument agar aku tak tampak cemen. Aku telah dan akan memiliki pengalaman yang mungkin kalian belum tentu merasakan. Aku hanya menciba untuk bersyukur atas semua yang telah ku dapatkan. Dan bukan berarti Skripsi ini akan ku tinggalkan!

Aku juga memiliki komitmen sekuat kalian. Aku hanya mencoba untuk menikmati hidup dan mengurai setiap benang kusut permasalahan yang ada di dalamnya. Aku akan percaya pada kemampuanku dan aku hanya menunggu waktu untuk mengabarkan pada kalian bahwa aku juga mampu. Atau akan ku tunjukkan bahwa “Inilah waktuku”.

Rabu, 06 Februari 2013

Dada Seluas Samudera

Bumi ini dua pertiganya ialah lautan. Daratn hanya sepertiga bagian saja.Oleh karenanya bisa dibayangkan bagaimana luasnya samudera yang ada di bumi. Banyak istilah yang menjadikan samudera sebagai kata komparasinya. Di judul tulisan ini aku mengambil Dada Seluas Samudera, karena tadi pembicaraanku dengan seorang teman kantor sedikit membahas tentang hal ini.

Begitu luasnya bumi sehingga disana pun dipenuhi oleh berbagai macam tipe manusia. Mereka berbeda secara ras, agama, bahasa dan hampir setiap orang satu dengan yang lain tidak bisa disamakan meskipun dia kembar. Aku masih penasaran apakah benar di luar sana ada kembaranku yang lain. Atau paling tidak seseorang yang hampir mirip denganku baik secara rupa ataupun kasta. Kasta, aku lebih memilihnya karena di jaman ini ternyata masih banyak perbedaan antara si A dan si B, seolah ada anak tangga yang dinaiki oleh kasta yang berbeda. Aku lebih memilih kasta diantara. Diantara yang baik dan yang benar, yang tinggi dan yang rendah, yang kaya dan tidak punya. Diantara ini merupakan pilihan oportunis sepertiku yang menginginkan lebih luwes ditempatkan dimana saja. Tapi aku tidak semurninya diantara, aku merasa merangkak dari yang rendah dan mencoba naik ke yang lebih tinggi. Namun ketika di tengah aku merasa bimbang. Bimbang untuk mendongak ke atas menatap setiap orang yang berada diatas, entah dalam urusan ragawi, jiwa, ataupun harta. Namun aku terkadang juga menunduk untuk menyaksikan mereka yang lebih diatasku secara semangat, ambisi, dan mimpi.

Aku juga merasa diantara karena berada di tengah luasnya samudera. Samudera yang Nampak tenang di permukaannya namun sangat tajam arus yang dibawanya untuk dapat menyeretku ke lubang hitam terkelam di dunia. Aku belum paham bagaimana bisa seseorang memiliki dada seluas samudera. Aku belum paham atas apa yang naga arahkan untuk segala hal ke depannya. Aku belum paham mengapa setiap orang tua mengajarkan anaknya agar kaya. Aku belum paham dimana aku akan berada setelah diantara. Aku hanya paham bahwa aku masih berpura-pura bahagia mengarungi samudera untuk tempatku bertambat ke daratan yang mengerti apa kemauan jiwa.