Hampir dua puluh tahun lebih aku menjadi pecinta bulutangkis Indonesia. Selama itu pula aku hanya dapat melihat kehebatan para punggawa olahraga tepok bulu tersebut dari Televisi. Namun setelah aku tinggal di Surabaya ini kemungkinan untuk mencoba menyaksikan aksi seru para atlit Bulutangkis secara live semakin terbuka lebar. Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Surabaya memang telah menggelar event-event besar seperti Djarum Sirnas, Indonesian Open, PON, dan yang terbaru ialah Axiata Cup 2013. Sama seperti sebelumnya aku memang berkeinginan untuk menonton bulutangkis tersebut secara live, namun ada kekhawatiran pula bahwa tidak bakal terjadi seperti hari-hari sebelumnya karena alasan asdfghjkl. Mulai dari transport, area yg jauh, tiket mahal, dan tidak ada teman. Namun mungkin memang sudah saatnya aku memnyaksikan aksi seru pertandingan Bulutangkis antar negara dengan hadiah paling besar pula. Sabtu 23 Maret 2013 pukul 13.00 aku hadir langsung di DBL Arena menyaksikan perjuangan atlit bulutangkis Indonesia. Saat itu pertandingan melawan Malaysia, sehingga pasti seperti yang sudah-sudah para penonton hiruk pikuk meneriaki INDONESIA namun juga mencaci pemain Malaysia dengan GANYANG MALAYSIA.
Aku merasa sangat puas menyaksikan pemain Indonesia dengan mata kepalaku sendiri. Toomy Sugiarto, Bellatrix Manuputy, Pasangan M. Rijal dan Debby Susanto, serta pasangan dadakan Hendra Setyawan dengan Ryan Agung Saputro. Sayang Indonesia harus berbagi angka 2-2 dengan Malaysia. Dua pertandingan tunggal dimenangi oleh Indonesia. Bella dan Tomy seakan tak mau dipermalukan di depan publik sendiri sehingga mereka menang dengan dua set langsung melawan lawan-lawanya. Rijal Debby memang harus mengakui sang rival, namun mereka telah berjuang dengan keras (meskipun memang banyak erornya). Lalu Hendra dan Ryan juga memang terlihat masih kurang kompak dan kurang komunikasi sehingga mereka pun kalah melawan ganda Malaysia. Hari kedua atau Minggu tanggal 24 Maret 2013 aku juga kembali melihat tim Indonesia tampil. Kali ini melawan Asia All Star, dan sayangnya skor kembali 2-2. Kali ini tunggal kita yang kalah oleh superstar dari Asia. Aprilia Yuswandari memang sepertinya terkena cedera saat menjangkau bola sulit dari lawan saat set pertama. Simon Santoso apakah karena ini pertandingan pertamanya di tahun ini sehingga belum terlalu in, namun perjuangannya dengan smash-smash keras mampu menjadi hiburan bagi semua yang datang apalagi para gadis belia.
Ada beberapa hal yang kusadari setelah melihat secara LIVE pertandingan bulutangkis tersebut. Pertama para atlit telah berusaha mati-matian dalam setiap pertandingan. Baik itu hasilnya kalah ataupun menang. Ternyata memang tidak seburuk cercaan saat teman-teman yang tidak menonton live. Kedua, penonton di Indonesia ternyata memang meiliki mental yang lemah. APalagi kalau pemainnya kalah dengan skor yang cukup jauh. Keadaan stadion akan sepi dan baru hura-hura kembali bila point kritis dan telah memimpin jauh. Terakhir, aku tidak kapok nonton live! Bahkan berkeinginan untuk nonton live lagi di Luar negeri (I WISH).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar