Jumat, 28 Agustus 2015

Kancing Baju Ayah

Ayah sakit, jumat 28 Agustus 2015 aku ambil cuti dari kantor. Ibu sudah menelpon sejak rabu siang. Mas arif juga sudah bbm menceritakan Ayah jatuh di kamar mandi. Campur aduk rasanya. Sedih iya, cemas pasti. Kamis sudah tak konsen kerja. Setelah isyak, aku langsung meluncur ke bungur. Naik bus, sampe rumah jam 12 malam. Langsung ke kamar Ayah. Dengan lelap sudah tidur. Merangkul guling dan tangan kirinya di bebat. Bengkak, ku hela napas dalam-dalam. Ayah seorang supir truk. Bagaimana bisa bekerja jikalau tangan yang menjadi penyokong untuk mengemudi bisa bengkak.

Berfikir yang tidak-tidak, sempat. Maulan, sulung dari enam bersaudara. Lahir di Pare, Kediri. Lulusan SR, dari remaja sudah geliat bekerja. Ikut saudara sana sini menjadi petani, beternak meri dan dengan semangat untuk pergi dari kampung halaman dia putuskan untuk menjadi Sopir Truk. Puluhan tahun rasanya dia habiskan di sepanjang jalan pantura. Bertemu anak dan keluarganya hanya seminggu sekali bahkan sebulan sekali pernah bila muatan sudah sepi dan belum lagi macet disana sini. Beliau Ayahku. Yang menghidupi saya 24 tahun terakhir. 

Sosok Ayah yang diam tapi keras, jarang omong tapi lugas. Darinya aku mengerti betul tentang kerja keras. Mengingatkan untuk tidur di rumah meskipun yang kita punya hanya kasur sederhana. Dia adalah alasan untuk tetap semangat dalam setiap kesempatan. Untuk tetap bersyukur dan tidak sombong.

Toga menjadi hadiah kado terbesarku untuknya. Dan semoga Ayah cepat sembuh dan sehat sehingga aku masih bisa memberi kado lain dalam kesempatan yang akan datang. Meskipun tak akan cukup segala budi  balasan. Yang paling miris hari ini ialah ketika melihat Ayah yang akan pergi untuk menaruh Truk di gudang. Ayah mengenakan kemeja batik seperti biasanya. Dengan pelan, dia mengancingkan bajunya. Dia masih tetap berusaha dengan tangan kirinya yang bengkak. Ku tawarkan untuk membantu, namun Ayah dengan santai Ayah masih bisa. Aku berlalu untuk mengalihkan kesedihan. Selepasnya aku kembali dan mengantarkan ke teras, aku masih melihat dua teratas kancing bajunya belum terkait. Aku hanya menghela nafas dalam.

Tuhan, seperti doa doaku sebelumnya dan yang akan datang. Jagalah kedua orang tuaku. Berilah mereka kesehatan. Berikanlah aku kesempatan untuk bisa membahagiakan mereka. Apalah yang aku bisa berikan selain doa dan kasih sayang. Tapi semoga ada waktu dan kesempatan di hari lain untuk membalas kasih sayang mereka. Setidaknya untuk mengancingkan baju Ayah, layaknya dia yang mengancingkan seragamku waktu TK.

Jumat, 31 Juli 2015

Tunggu Aku Di Jakarta

"Tunggulah aku di Jakarta itu,
Tempat labuhan semua mimpiku" (SO7, Tunggu Aku di Jakarta)

Mengutip dari lirik lagu milik band legendaris Indonesia diatas, memang sudah lama aku mendambakan merantau ke Ibukota. Bahkan menjadi salah satu misi besar dalam perjalanan hidup. 31 Juli 2015, fix salah seorang teman merantau ke Ibukota untuk melanjutkan studinya. Teman yang bisa di inner circle ku selama kuliah di Surabaya enam tahun terakhir. Setelah Handy dan Malinda, sekarang tinggal aku sendiri yang katakanlah the last man standing in Surabaya. Masih ada beberapa teman memang, namun orang seperti ku yang sangat menghargai pertemanan kehilangan satu lebih sulit dari pada mendapatkan penggantinya.

So saaaad about the farewell. Orang melankolis kayak aku ditinggal dikit langsung mewek. Perpisahan KKN yg satu bulan aku nangis dipamiti anak2 SD. Prograam exchange dua minggu di Thailand dan jadi LO anak2 Korea selama seminggu aku juga mewek waktu perpisahan. Lah ini, temen enam tahun kumpul. Teman buat cfd, teman buat nonton, teman yang nganterin ke bandara dan bungurasih. Teman makan dimsum, dan salah satu teman terakrab dari teman-teman yang lainnya. Intinya ini kehilangan yang dalam.

Yang bikin baper lagi ialah Jakartanya. Kapan aku kesana? Pengen banget sama Ibukota yang katanya kejam, dan penuh dengan tantangan. But I'm ready to conquer the monster. Karena katanya Ibukota bisa menjanjikan sejuta mimpi anak negeri. Karena Ibukota penuh dengan peluang untuk menjawab tantangan. Bahkan ada yang bilang kalau bisa menaklukkan Jakarta akan bisa menakklukkan dunia. That's the point. Aku pengen menakklukkan dunia. Oleh karenanya aku butuh batu loncatan dengan pergi ke Jakarta.

Well, agak kacau nulis ini. Soalnya masih Baper ditinggal temen sama pengen ke Jakartanya. Intinya Jakarta, I'm coming soon!

Minggu, 12 Juli 2015

Sedikit Berbagi

Insyaallah postingan kali ini bukan galau. Yeay! Alhamdulillahirobbil 'alamin. Kemarin 11 Juli 2015 akhirnya inisiatif ku dan beberapa teman (sebut saja lilik, affan, ravi) untuk mengadakan baksos dan buber HIUA 2009 sukses. Pun penuh kejutan dan melebihi ekspektasi. Seneeeeeng banget apalagi bisa berkumpul dengan kawan yang selalu bikin ketawa.

Awalnya emang kita mau ngadain bubernya bersama anak panti asuhan. Setelah disurvey dari tiga panti, semuanya full booked. Apalagi kita memang merencanakan buat hari sabtu agar yang pada kerja bisa nyempetin hadir. Prosesnya sekitaran satu minggu aku dan lilik buat planning. Terus kapan hari buber sama affan ravi juga akhirnya tercetus kalo ya udah nyumbang aja, nanti bubernya di tempat lain buat anak hi sendiri. Fix, ide diterima.

Tersebarlah jarkom di groub line dan beberapa japrian untuk sosialisasi baksos plus buber. Hitungan kasar dan ekspektasiku ialah sekian A. Segala reservasi ke panti dan tempat buber sudah ada di list. Luar biasa memang jalinan ukhuwah para masyarakat Indonesia ini apalagi dengan namanya buber. Singkat kata dapatlah kita tempat buber di dcost kayun. Karena aku cuman butuh jalan kaki 3 menit sampai untuk reservasi dan mengamankan tempat.

Kita sih memang ada 3 list panti yang akan disumbang. Tapi pasti semua juga tergantung dana yang terkumpul. Lilik selalu ku kroscek berapa dana yang sudah terkumpul per hari. Aku yang akan ngobraki sahabat dekat yang dirasa sudah sukses di Ibukota untuk mendonasikan sedikit sedekah. Sampai h-1 alhamdulillah sudah terlampau target sekian A. Dan waw alhamdulillah luar biasa, pas hari H. Bisa sampai double A. Seneng banget berarti bisa ngasih ke 3 pantinya sekaligus.

Hari H sie sibuk, aku affan lilik belanja keperluan yang sudah di list (thanks to Mbak Rizki yang ku wawancara soal harga sembakonya saat di kantor) dari jam 8 dari gresik-jemput lilik di darmo indah-ke rumah affan ambil mobil-sholat di masjid al akbar lantas belanja. Amajing! Kumpul dikampus jam 3, ravi sudah membawa paketan kejutan berikutnya.

Arya Damarjana, kawan kami. Mantan atlit renang berprestasi yang sekarang bekerja di salah satu perusahaan kontraktor di kota yang terkenal dengan Pantai Losari. Waw, he's back and here. Setelah sekian waktu ada mami, tya, rijal, nina dan indra yang terkahir hadir. Cuss kita langsung ke tiga panti. Pertama di Tunas Yatim yang di belakang FK. Lanjut di darul hikmah dan Cahaya Insani di daerah gubeng kertajaya.

Acara baksos kelar lanjut buber di dcost kayun. Tito faris fani confirm hadir dan langsung kesana. Kejutan ternyata datang lagi, dindo datang bukan dengan pujaan hatinya, melainkan dengan Prima kawan kita yang artis dusmash dan telah sukses menjadi pegawai BPJS kesehatan di Kota Tulungagung. Fiuh, kejutan belum berakhir. Waktu aku ke kasir minta bill ternyata Arya sudah disana dengan alasan mau reservasi untuk keluarganya. Dia bohong, dia yang membayar semua buber kita. Shock iya, bersyukur pasti, speechles dan ketenggengen tiga menit juga. Alhamdulillah. Semoga arya rejekinya semakin deras dan di dekatkan dengan jodohnya.

Kami lanjut ke bangikopitiam untuk meneruskan huru hara. Intinya aku bahkan pindah dua tempat lagi sampe kosan jam 2 pagi. Capek iya, bangga iya, terharu sama senyum-senyum sendiri saat di kasur kosan apalagi.

Kurang beruntung apalagi aku dikelilingi oleh orang baik seperti mereka. Gagasan yang awalnya ide kecil-kecilan, dijalani dengan mencuri-curi waktu senggang. Hasilnya memuaskan. Belum jackpot lain dengan hadirnya prima dan arya. Sering kali aku bilang, aku tipikal anak yang tak bisa sendirian. Harta terbaik yang dikirim Allah setelah keluarga ya mereka. Teman! Entah itu dari smp, sma, kuliah, kerjaan. Aku orang yang menghargai setiap nilai pertemanan. Semoga ke depannya acara baim seperti ini tetap bisa berlanjut baik. Dengan niat yang baik dan dilakukan di sekitar orang-orang baik pula.
Alhamdulillah.

Jumat, 22 Mei 2015

I was born to make you happy

Saya merupakan salah seorang yang percaya bahwa punya banyak teman itu menyenangkan.
Bisa bergumbul sana-sini dan ketawa-ketiwi. Terus tiap hari juga bisa ganti tempat nengkri. But, somehow kalo lagi gak mood juga pengennya menyendiri. I need some kind of "me time". Terus juga banyak yang bilang kalo aku moody, iyes. Gondokan, dulu (sekarang mulai ngempet2 buat ngerem). Saya tipikal orang yang mudah bergaul mungkin, tapi kalo udah punya musuh atau gak suka sama si A ya yuk dada babai.
Then, I'm really like to be fun in my circle. Jadi bahan olok-olokan atau malah si pengolok-olok. Itu tadi, rasanya gembira bangeeet. Saya sih jadi mikir akhir-akhir ini, misal orang lain refreshment theraphynya ke tempat-tempat indah atau makan-makan enak, kalau saya mungkin ketemu dengan teman. Kumpul, ngobrol, cerita hahahihi itulah yang bisa merefreshkan segala kepenatan. Like seriously I can bear to hear all of their dirty little talk till morning. Pokoknya seneng aja ketemu temen lama terus begojekan. Meskipun sering kali yang kita bahas ya masalah itu-itu aja.

Eh tapi, saya juga kadang ngerasa kalo terlalu introvert di lingkungan baru contohnya sekarang. Banyak ajakan jalan saya yang masih enggan. Semacam not really ready to become me as my self. Tapi ya butuh waktu emang, pelan-pelan juga akhirnya ketahuan kan saya yang sebenarnya. And then, they always make a jog about me. Thought it only small gimmic. Like maybe I'm always become the clown in my circle. And I'm proud of it.

So, this is me. Semoga sih semoga tetep seperti ini. Easy going and to make others people happy. Itu semacam pahala gitu gak sih? hahahaha.

Minggu, 10 Mei 2015

Kamu pengen jadi apa?

Minggu ini rasanya lelah. Bahkan sempet sakit dua hari. Semacam meriang sih, terus ada panas dan pusingnya dikit. Kalo aku bilang ini efek pancaroba aja. Ku kasih makan tepat waktu juga alhamdulillah kembali bertenaga. Tapi minggu ini rasanya lelah secara jiwa. Biasa lah masalah cita-cita. Harusnya sabtu berangkat ke ibukota buat tes perusahaan listrik negara. Apa daya kalah oleh biaya. Terus juga tengah minggu lupa hari apa, seorang kenalan bilang dirinya udah dapet sms buat tes selanjutnya di salah satu bank islamiyah. Sedangkan aku, tak ada satupun sms masuk di hapd. Yang ada hanya notif line games dan kawan-kawannya dari orang-orang pemburu koin. Cuma menghela napas dalam-dalam.

Sudah bulan mei, kalau dihitung hampir enam tahun disini (Surabaya). Gak pernah nyangka bisa sebetah ini. Sudah beberapa kali aku memang mencoba, namun belum rejekinya. Tapi aku akan terus mencoba mungkin ini menjadi persainganku dengan Agnes Monica. Kalau dia bertarung bikin album internasional, aku berjuang di jalanku demi UMR standart internasional. Semangat ngga.. semangat!

Aku hampir mencoba semua perusahaan, bank sering, perusahaan rokok pernah, penghasil produk perlengkapan mandi pernah, perusahaan otomotif pernah, pns sekali. S2 pengen tapi masih terkendala tak punya toefl, ielts kemahalan.

Emang aku pengen jadi apa? Yang jelas aku pengen jadi diplomat karena jurusanku hubungan internasional. Jadi bankir boleh karena ngurusin duit dan juga bisa kemana-mana. Wartawan atau lebih tepatnya penyiat minat juga karena aku banci tampil. Aku yang jelas pengen kerja yang gajinya mencukupi kebutuhan. Kebutuhan hidup, kebutuhan cicilan motor, kebutuhan memberikan sedikit ke orang tua, kebutuhan untuk sedikit foya2, dan kebutuhan untuk menabung di masa tua. Pengen kerja yang bisa jalan-jalan kemana-mana. Bisa ke kota baru, ketemu orang baru, mencicipi masakan baru, dan sudut pandang baru. Silahkan carikan pekerjaan yang memang seperti itu.

Terus baru aja gak sengaja scrolling page facebook. Banyak update an status dr kawan lama, smp, sma, kenalan asa sapa sampai teman dr mancanegara. Ada yg udah nikah, punya anak dua, ada yg kerja, ada yang masih berjuang foto pake toga. Ada yang ngeluh masalah sepele ada yg pede hanti depe. Intinya aku jadi bersyukur atas apa yang telah terjadi selama ini, alhamdulillah. Panjang dan banyak cerita yang ku punya. Pun demikian aku masih belum merasa puas. Aku masih haus akan prestasi dan banyak misi yang harus diakhiri. Aku harus semangat, harus tetap berikhtiar, banyak doa dan ibadah. Semoga semesta akan mendengar salah satu bisikan dari anaknya.

Rabu, 22 April 2015

Seharusnya

Karena seharusnya a i u e o
Seharusnya aku nulis blog yang lebih banyak kabar gembira
Seharusnya blog ini tidak hanya curhatan kegalauan semata
Seharusnya jangan kebawa emosi yang melelahkan jiwa

Seharusnya lebih banyak bersyukur pada Yang Maha Kuasa
Seharusnya harus tetap selalu tersenyum dikelilingi orang bersahaja
Seharusnya lebih banyak menghabiskan waktu dengan mereka

Seharusnya tetap semangat mengejar mimpi dan cita cita
Seharusnya jangan mengejar cinta buta
Seharusnya lebih berjuang keras dan jangan putus asa

Seharusnya bisa lebih banyak berolahraga
Seharusnya mengurangi menatap hape dan layar kaca
Seharusnya lebih sering tamasya ke luar kota

Seharusnya lebih banyak meluangkan waktu membaca
Seharusnya gak usah mikirin dia yang tak pernah ada
Seharusnya sadar kalau apa yang terjadi delapan tahun ini bukan karena dirinya semata

Seharusnya jam segini untuk istirahat saja
Seharusnya besok pagi bangun harus lebih bertenaga
Seharusnya kalau berangkat ke kantor tetap dengan jiwa ksatria

Selasa, 14 April 2015

The Best DAMN Thing I Ever Had

Kamu, iya kamu!
Kamu yang hampir selalu menjadi topik bahasan di blog ini. Gak tahu kenapa tapi I feel better if I try write something about you. Entah itu yang negatif atau yang positif. Tapi kamu orang baik yang gak baik buat aku.
Dan lagi, lagi ketika fotomu ganti. Lagi ketika kesabaranku diuji dengan segala alasan dan janji yang tak kunjung tertepati. Capek kayak gini terus, lelah kalau ngarepin sesuatu yang gak bakal pernah terjadi.
"Mau sampe kapan?" kalo kata seorang sohib mengingatkan. Aku juga gak tau.
Tapi kalau bisa secepatnya. Toh dia juga udah lulus juga. Harusnya lebih mudah untukku merelakan semua. Pun selama delapan tahun terakhir doi selalu jadi alesan terkuat dan bagian terbesar dari cerita hidup. Mulai fari milih kuliah sampe milih kerjaan. Doi yang selalu menjadi orang pertama setelah ibu dan ayah yang memperoleh buah tangan ketika aku melanglang.
Serius aku sudah mencoba jauh, atau aku belom begitu usaha untuk ngelepasin semuanya. Merelakan cerita delapan tahun dalam bayang-bayang dia. I have to see the bigger picture of me, about this life. What about the dreams that I want to realize. What about me being me. Aku ngerasa selama di dia justru jadi beda, mungkin gara-gara di perut ada anaconda saat dekat dia. Aku ngerasa kalau misal guyonanku jadi garing karena saking canggungnya aku pas sama dia.
Aaaaaaarrrrgggghhh....
Mau sampe kapan???? Smape Rhoma Irama duet sama David Gueta?
Life must go on! WAKE UP! Percuma aslinya nyari ahli hipnotis buat ngelupain dia. Atau ndengerin lagu galau dan meratapi gimana kalo ini itu dan seandainya begini begitu.
PARAH!
I already have so much time to think, But I still need SPACE!
Pergi jauh dari dia, jarak ribuan kilo selalu aku kira sebagai solusi terbaik. We'll see!
After all, Aku harus bisa jadi aku. Dunia ini begitu luas dan masih banyak kesempatan yang menunggu di luar sana. Semoga aku tidak terlalu rapuh untuk selalu menatap ke belakang. Biarkan memori tetap jadi history. I'm fucking tired to think about YOU!
and you will be you, The Best DAMN Thing I Ever Had

Jumat, 20 Maret 2015

Cheers then make a peace!

Damai.
Kata yang sederhana, terdengar menentramkan dan membahagiakan bagi yang membacanya. Dan kata tersebut terpilih setelah aku memutuskan mengakhiri semua konflik batin beberapa waktu terakhir. Entah berasal dari mana, ujung-ujungnya luluh juga. Karena yang sana menolak bila berpisah begitu saja. Dan lebih baik bila menjadikan saudara. Terserahlah! Aku lelah. Aku turuti permintaannya. Toh sudah pernah berusaha jauh darinya, mungkin memang gravitasi yang kuat membuat semua langkah untuk selalu mundur selangkah lagi.

Yang menarik ialah sempat meminta di hipnotis, namun perasaan ini tetap saja statis. Ingin amnesia namun sangat tak tepat untuk menghapus segala rahasia. Jadi beginilah, kami kembali bersua, entah dalam bentuk apa. Akupun selalu mencari jawaban akan semua pertanyaan. Aku akan tetap berjalan untuk mengirinya. Akan berusaha untuk selalu ada sebagai salah satu tempat sandarannya. Aku akan berkeras hati untuk melihat kebahagiaannya tidak hanya dari sudut pandangku saja.

Semoga kita tetap baik-baik saja. Pun semesta masih memiliki segala teka tekinya entah apa yang akan terjadi diantara kita bersama.