Hari ini aku menjalankan pertemuan seperti biasanya dengan Ayah. Pemberian uang kos, makan di karmen gang dua, dan sedikit perbincangan tentang keluarga dan masa depan. Dan seperti biasanya pula setiap setelah pertemuan tersebut aku menjadi terharu dan dan merasa malu pada diri sendiri. Aku melihat rambut Ayah yang terlihat putih dibalik topi yang beliau kenakan. Aku haru mendengarkan bagaimana beliau sangat membagakan aku sebagai anak yang di kuliahkannya, satu-satunya. Aku haru ketika beliau menanyakan padaku "awakmu agustus lak wis mari to?" dengan binar bahagia di mata beliau aku merasa dan sangat percaya bagaimana hari wisudaku itu sangat dinantinya. Oleh karenya aku sudah tak sanggup lagi untuk berlama-lama menyandang sebagai penerima donor dari orang tua. Aku ingin cepat lulus, dapat kerja dan dapat sedikit meringankan beban Ibuk dan Ayah. Aku ingin cepat kerja, itu saja. Karena aku sudah tidak tega melihat Ayah dan Ibu yang masih bekerja keras demin aku, satu-satunya anaknya yang beliau kirimkan jauh-jauh kuliah di Surabaya demi mengharumkan nama keluarga. Untukmu, Ayah dan Ibu hanya engakulah satu-satunya motivasi dan inspirasi untukku menyelesaikan skripsi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar