Pindah rumah itu sesuatu yang harus dihindari menurutku. Dari pengalaman yang ku alami membantu pindahan kakak dan Bulek, rasanya aku kelak tidak ingin merepotkan orang-orang di sekitarku saat pindah rumah. Aku merasa saat pindah rumah itu harus siap capek segalanya dari mulai fisik, mental, sosial, dan pastinya finansial. Sudah terlihat dengan banyaknya barang yang harus dibawa, bersosialisasi dengan warga dan lingkungan baru dan hal-hal kecil lain yang mungkin itu sepele namun tetap penting. Oleh karenanya kalau bisa saat aku pindah rumah aku tak perlu merepotkan orang lain. Karena aku sendiri merasa lelah dengan semua pindahan ini.
Pertama ialah ketika Kakakku akan pindah ke Purwekorto. Perjalanan yang kami tempuh saat itu bagaikan perjuangan menuju jejak petualang. Karena kami berangkat dari subuh dan baru sampai Purwokerto jam sembilan malam. Perjalanan yang ku sebut berpetualang ke negeri awan karena dari matahari belum terbit hingga matahari tak terbit lagi rumah yang kami tuju belum nampak betul arah dan lokasinya. Memang perjalanannya cukup memberikan tantangan. Mulai dari mobil yang bannya bocor, kemudian bocor lagi, belum lagi macet karena memang saat itu masih suasana lebaran sehingga perjalanan cukup padat merayap. Kemudian ada juga kendala moil satunya lagi mogok. Huuuft, sungguh luar biasa perjalanan tersebut, dan karena aku bukan orang yang suka bepergian pula sehingga itu semua juga tampak berat dalam hal fisik dan juga perasaan. Dan yang lebih sedih lagi ternyata kakakku hanya bertahan disana selama tidak lebih dari dua bulan.
Kedua yang baru saja kualami. Aku membantu pindahan rumah Bulekku. Memang tidak sejauh perjalanan seperti kakakku. Karena Bulekku hanya pindah dari satu perumahan ke perumahan yang lain masih di Kabupaten yang sama namun di kecamatan yang berbeda. Jarak tempuhnya juga mungkin hanya sepuluh menit. Namun aku merasa paling capek fisik karena turut serta dalam hal pemboyongan barnag ini dan itu. Belum lagi PP untuk mengangkutnya. Haaaa.... cukup ini saja dan aku akan mikir-mikir lagi bila diminta bantuan untuk pindahan.
Dari kedua pengalaman tersebut aku bertekad bahwa nanti bila saatnya tiba saat aku pindahan aku tak akan merepotkan mereka semua. Aku akan lebih memilih menyewa jasa orang lain atau tim yang memang spesialis mengurus persoalan pindahan. Sehingga aku hanya akan mengundang sanak saudara untuk mengunjungi rumahku kelak tanpa harus merepotkan yang lain apalagi itu keluargaku dan sanak saudara yang lain. Semoga dan semoga, karena rumah merupakan tempat dimana saat aku tidak di dalamnya aku akan merindukannya. Tempat dimana aku merasa nyaman bersama istri dan anak-anakku kelak. Tempat dimana aku akan menyebutkannya saat di kartu namaku bersama gelar dan pekerjaanku. Semoga dan semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar