Jumat, 04 Januari 2013

Knowing is everything or Better that We not Knowing Anything?

Penasaran, kepo, stalking, curious, atau mau tahu urusan orang lain? Ada beberapa hal yang sifatnya rahasia dan ada di area pribadi. Artis gak bakal ngungkap semua kisah mereka. Privasi, itu alasannya. Pada diriku kadang gak semua hal ingin ku ceritain, ada rahasia atau menyangkut hajad hidup orang banyak. Atau mungkin cerita ke satu orang saja, namun tetap resikonya ialah orang tersebut cerita pada satu teman lainnya dan temannya temanku tadi cerita ke sahabatnya, dan begitu seterusnya hal tersebut terjadi. Sehingga semua orang tahu, atau bisa jadi Te Es Te (Tahu sama Tahu). TST ini akan menimbukan gunung es, tampak tenang diatas namun yang ada di dalam ada bongkahan rahasia tentang perasaan.

Kembali ke fakta want to know? faktor budaya tak bisa dihindarkan akan hal ini. Dari kecil, sejak digendong saat bayi, kita digendong Ibu kita yang saat itu gossip bersama Ibu-ibu yang menggendong bayi mereka masing-masing. Dan hal itu berlanjut sampai ke TK, SD, tidak sampai SMP karena Ibu kita tak mungkin menunggui kita. Tapi semakin besar kita semakin terbiasa akan habit untuk mengobrol dengan orang lain. Dan bahan obrolan tersebut ialah tentang permasalahan orang lain. Entah itu artis, atlit sepak bola, tokoh di negeri ini, hingga teman sendiri pun juga diomongkan. Kenapa? kenapa? oh kenapa?

Care, aku rasa tidak juga. Ingin cari perhatian atau jadi sumber perhatian, iya mungkin. Dengan menjadi sumber informasi seseorang akan merasa penting karena  akan ditunggu-tunggu oleh teman lainnya. Sehingga dia bisa mendapat value lain melalui masalah orang lain yang jadi omongannya. Tapi sebegitu pentingkah mengetahui urusan orang lain? say yes, kalau kamu memang orangnya want to know ajaaa. Say no, kalau kamu gak ngurus dengan persoalan orang lain. 

Efek negatif kepoing ini menurutku kalau kamu menemukan fakta yang gak pengen kamu tahu dari orang yang pengen kamu tahu ini dan pake banget. Orang ini biasanya orang yang kamu sukai diem2 atau bahkan musuh kamu. Kenapa musuh juga perlu di kepo in? karena menurut Sun Tzu si bapak stategi bilang kalo kita juga harus tahu kekuatan dan kelemahan musuh supaya kita tahu senjata apa yang bakal kita pakai buat nyerang dia. Nah kembali ke orang yang kita sukai, setelah kita tahu fakta abcdefgh tentang dirinya yang ternyata hal tersebut gak sesuai denga perkiraan kita selama ini tentu nggrundel di hati kita. Dan sayangnya kita sendiri hanya mampu memendam peraaan kesal tersebut karena kita sendiri menyukai orang tersebu pula dengan diam-diam bukan?

So, aku rasa better if we are not knowing at all. Terserah di bilang cupu, mending kita sibuk dengan hal-hal positif daripada gossiping teman-teman kita sendiri. Bukan berarti anti-sosial namun ada kalannya seseorang akan sibuk dengan dunia mereka sendiri. Hapus saja history yang ada tentang Timeline orang tersebut, daripada kita mengetahui tweet2 yang justru meremukkan hati dan perasaan ini. banyak hal di dunia ini yang lebih penting untuk di ketahui daripada persoalan orang lain apalagi skandal teman sendiri. Masih banyak buku bagus yang patut dibaca daripada kita baca tweet pujaan rahasia kita yang malah mematahkan semangat kita untuk mendapatkan dia. Dengan tidak tahu apa-apa curiosity akan membawa kita pada kejuatan-kejutan yang yang tidak terduga dan efeknya luar biasa layaknya jagung yang meletup-letup. Cheers :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar