Jumat, 11 Januari 2013

Keikhlasan, tidak sekedar Kerelaan apalagi Kepasrahan

Susah untuk ikhlas. Satu hal yang aku tahu bahwa kita pasti ikhlas ialah saat kita kentut. Melepaskannya begitu saja tanpa ada penyesalan bahwa telah melepaskan gas buang tersebut. Sungguh aku pun masih sangat belajar dan berusaha untuk ikhlas. Karena keikhlasan tidak mungkin terucap oleh kata, ataupun terbayangkan di angan. Hati yang akan merasa keikhlasan bukan tutur kata baik itu secara halus. Setidaknya aku merasa bahwa jikalau ikhlas ialah sesuatu hal yang sangat sulit namun ada beberapa tahapan untuk berada disana. Yakni Pasrah dan Rela.

Pasrah dengan menerima keadaan menurutku mampu dijadikan pijakan paing awal untuk menerima keikhlasan. Karena pasrah bukan berarti menyerah. Pasrah karena ada sesuatu yang lebih besar dari kekuatan diri kita sendiri untuk bisa bertahan. Pasrah berarti tidak berontak. Namun dibalik kepasrahan tersebut terdapat nilai setitik harapan. Kalau kata orang Jawa "nerimo ing pandum" berarti dalam kepasrahan ini masih tersimpan rasa ketersyukuran kita karena sebuah anugerah. Dan pasrah pasti akan kita lakukan kalau jalan terang menuju pintu keluar labirin tidak kita temukan. Atau kalau nilai dosen yang sangat pelit sehingga mustahil mendapat nilai A.

Tingkat kedua ialah Rela. Rela bisa jadi trap dibawah keikhlasan. Rela berarti membiarkan perasaan, benda, atau sesuatu yang kita miliki menjadi tidak kita miliki. Rela berarti menerima segala keputusan meskipun itu berat untuk kita. Rela karena kita merasa dapat membahagiakan orang lain tanpa harus kita yang ada didekatnya. Rela karena segala sesuatu yang terjadi di dunia ini ada sebab dan akibat. Ada karma dibalik setiap perbuatan. Yin dan Yang, menjadikan keadaan rela kita bisa dibalas dengan sesuatu yang memang bisa sebanding dengan pengorbanan hati dan perasaan yang telah jalankan.

Pelajaran hidup yang lain yang dapat ku petik hari ini ialah, bahwa rela ikhlas atau bahkan pasrah akan selalu kita lakukan dalam berbagai kesempatan. Untuk masalah hati, relakan saja seseorang tersebut dengan orang yang memang bisa membahagiakan dia. Sekali lagi bahwa cinta tak harus memiliki itu apakah benar?? Ku ralakan dirimu dengan dirinya, banyak lagu dengan alunan dan plot yang menyatakan kerelaan atau keikhlasan tersebut. Berarti banyak pula yang seharusnya mampu dan telah melewati masa kerelaan tersebut. Tapi pasti, orang-orang yang tidak rela akan berjumlah lebih banyak lagi. Someone Like You merupakan contoh lagu yang menggambarkan kerelaan kita untuk melepaskan orang lain. Alasan demi melihat dia bahagia ialah klise, namun alasan untuk menjadikan diri dan hati ini lebih dewasa, tenang, dan matang seharusnya mampu dipahami. Percayalah bahwa melepaskan sesuatu yang sangat berharga itu sangat berat, namun menyimpan hal berharga tersebut juga menimbulkan perasaan dan pikiran yang membuat kita sendiri akan semakin berat untuk kehilangannya.
"Karena Hati tak pernah memilih, tetapi hati itu dipilih."...
Maka jangan biarkan aku jatuh cinta padamu sekaligus, tapi biarkan cinta ini tumbuh layaknya perahu yang terbawa oleh arus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar