Selasa, 25 Desember 2012

Rembang Bersama Ketenangannya

Kota dimana aku dilahirkan
Dengan deburan ombak yang mengadu untuk berontak
Hamparan birunya laut yang tak pernah mau surut
Hiruk pikuk keramaian truk-truk pengangkut, di dalamnya masyarakat yang bergeliat untuk sibuk
Pantainya memiliki segudang kenyamanan
Para gadis yang bersolek berdandan kemenyek, atau para perjaka yang bejuang mendapatkan gelar wengkek. 

Angin semilir selalu tertiup di kota pesisir
Untuk para nelayan yang selalu memberi kami ikan
Para petani tak mau kalah untuk memperjuangkan sebakul nasi
Tai yang paling terpandang tentulah Pegawai Negeri
Kota kecil yang hampir bersaing dengan elegi
Namun masih bertahan dengan sebongkah energi

Untuk Ayah yang telah mengajarkan pengorbanan, kerja keras, dan sabar
Untuk Ibu yang selalu menyemangatiku untuk maju
Dari kota kecil yang namanya belum terdengar di ujung Sahara sang Padang Pasir
Dari kota pesisir dengan ribuan santrinya yang bermimpi untuk ke Mesir

Untukmu, kalian, dan mereka
Semoga terdengar syair yang bukan mencoba untuk nyinyir...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar