Rabu, 19 Desember 2012

Ayo BACA BACA dan BACA

Membaca merupakan aktivitas yang menurut beberapa ahli katanya dapat menurunkan beribu-ribu kalori, bahkan hampir menyamai pembakaran kalori saat kita berolahraga. Membaca tidak hanya berguna bagi otak, tapi kadang pula menentramkan jiwa dan hati ketika bacaan tersebut memiliki nilai yang magis bagi para pembacanya. Sudah sering kali penulis diingatkan agar pentingnya membaca. Membaca membuka wawasan baru, kita semakin tahu bahwa isi dunia tidak hanya seluas jarak pandangan mata. Ada hal-hal lain diluar sana yang belu kita ketahui dan hal tersebut dapat berubah bila kita membaca! Bahkan dalam Islam, kata pertama yang diturunkan ada dalam Alquran ialah Iqra' yang artinya bacalah. Hal tersebut menandakan bahwa sejak jaman dahulu esesnsi pentingnya membaca telah ditanamkan untuk kaum muslimin. Tidak hanya Islam mungkin agama lain juga menganjurkan bagaimana umatnya untuk lebih rajin membaca, setidaknya membaca alkitab misalnya.

Merupakan sebuah paradoks bagi penulis ketika sore tadi menghadiri seminar yang memang terinspirasi dari sebuah buku yaitu "Salah Asuhan" karya Abdul Muiz (1928). Penulis memang belum sempat untuk membaca buku tersebut. Namun dengan menghadiri seminar itu penulis semakin merasa beruntung bagaimana hidup di lingkungan akademis tempat penulis mengenyam pendidikan. Seminar dengan tema Mencari Jatidiri tersebut bukanlah seminar pertama yang penulis ikuti ataupun bedah buku dengan pengarangnya yang tidak kalah ciamik. Namun setidaknya dari seminar tersebut penulis menambah wawasan baru bagaimana pentingnya untuk mencari jatidiri yang sesungguhnya. Terimakasih untuk semua panelis yang telah hadir dan memberikan komentar-komentar yang layak untuk di Retweeet untuk abg masa kini. Terimakasih pula untuk Lontar, Japan Foundation dan tentunya HI UNAIR :)

Tulisan kali ini sebenarnya bukan untuk mereview bagaimana seminar sore tadi berlangsung, namun penulis ngin mengekspresikan bagaimana pentingnya untuk membaca. Penulis selalu kagum dengan orang-orang yang membaca banyak, bukan hanya karya sastra modern namun klasik juga menguasai. Sungguh iri dengan mereka yang mampu menambah wawasan melalui buku, romans, cerpen, jurnal yang telah mereka baca. Banyak sekali karya sastra Indonesia yang penulis rasa harus penulis segera baca karna dapat menambah mentalitas dan pemikiran yang lebih terbuka. Tetralogi Pulau Buru karya Pram, Sang Penari (kurang tau pengarangnya), ataupun karya2 klasik dimana unsur2 nasionalisme masih ada disana. selama ini penulis "hanya" tertarik dengan karya satra modern seperti karya Andrea Hirata denga Tetralogi Laskar Pelangi, A Fuadi dengan Trilogi Negri 5 Menara, Dee dengan Perahu Kertas. Selebihnya bukan karya populer yang penulis sendiri lupa pengarang dan judulnya. Sungguh sangat terlalu amat sedikit dibandingkan dengan orang lain. Malu rasanya mengungkapkan itu semua namun semoga ke depan dapat dijadikan motivasi untuk membaca karya sastra (khususnya Indonesia) yang lebih banyak lagi. 


 "A reader lives a thousand lives before he die. The man who never reads live only one" (Anonim)

1 komentar:

  1. Buruan Mainkan gamenya, Jadilah Pemenang dalam situs Favorite Anda
    Nikmati Berbagai Game Dengan Kualitas Terbaik Di Asia Hanya Di Situs ZEUSBOLA

    MELAYANI DEPOSIT REKENING DENGAN SUPPORT BANK LOKAL!
    MELAYANI DEPOSIT PULSA TANPA POTONGAN RATE!


    INFO SELANJUTNYA SEGERA HUBUNGI KAMI DI :
    WHATSAPP :+62 822-7710-4607


    BalasHapus