Minggu, 31 Desember 2017

2017: Tentang Lampaui Batas

Dari beberapa hari yang lalu sesungguhnya ingin menulis namun masih terganjal sinyal dan berbagai kesibukan di penempatan. Akhirnya malah dapat moment pas saat penghujung tahun. What a year! Tahun ini salah satu turning point ku untuk keluar dari zona nyaman. Keluar dari pekerjaan, keluar dari kota pahlawan, tapi tak pernah keluar dari dia dan bayangannya. 

Kemudian saat ini aku ada di ujung barat negeri, untuk mengabdi, menjadi guru bagi anak-anak yang merajut mimpi. Katakanlah ini bukan perkara gengsi, bukan tentang patah hati, bukan tentang pamer postingan terkini. Lebih kepada penemuan jati diri. Bahkan aku dan Ravi bisa memprediksi bahwa memang tahun ini tahun kami. (Alhamdulillah Ravi juga akan bekerja di ibukota)

Lantas aku terdampar disini. Aku menjadi lebih banyak berdiam diri. Ingin lebih belajar mendengarkan lagi dan lagi. Pun aku juga harus siap menghadapi segala konsekuensi. Aku ingin terus belajar dan tumbuh untuk melampaui batas diri. Ingin bertemu banyak orang dengan cerita dan inspirasi masing-masing.

2018 aku masih di Aceh Singkil, aku akan belajar banyak untuk menjadi guru yang baik. Guru yang digugu dan ditiru. Tidak hanya sekedar menjadi penggerutu, tapi langsung terjun berkontribusi untuk bangsaku. Semoga Ayah dan Ibu beserta keluarga sehat selalu. Semoga aku bisa senantiasa menguatkan pundak dengan segala beban yang membatu.

1 komentar:

  1. teruslah menulis kak, sa bisa merasakan kekuatan ketulusan di setiap bait kata yang kaka buat. sa ingin membaca lebih banyak lagi cerita tentang perjuangan pejuang pendidikan

    BalasHapus