Purwakarta, 22 Oktober 2017
Kali ini maaf aku tidak memberitahumu aku kemana
Hari ini maaf aku tidak memberimu kado apa-apa
Malam ini aku pun galau untuk mem WA
Setaun lalu aku merasa sangat bahagia
Setaun lalu aku meluncur ke Ibukota
Setaun lalu kita ke monas dan kota tua bersama
Masa depan siapa yang tahu?
Tahun depan apakah kita akan bertemu?
Tapi kamu tau rasa ini padamu,
Selamat ulang tahun kamu
Minggu, 22 Oktober 2017
Selasa, 17 Oktober 2017
Endorse Anti Boros
Purwakarta, 17 okt 2017
Mumpung masih bisa pegang hape, semoga tulisan kali ini bisa merepresentasikan bagaimana banyaknya orang-orang baik di sekeliling saya membantu saya mempersiapkan semuanya. Mungkin saya harus memulai dari teman kantor, seminggu sebelum berangkat rasanya hampir setiap hari saya mendapatkan bingkisan. Yang pertama ialaha dari manager document, beliau saya segani karena kerapiannya, kedisiplinannya, dan sikapnya yang luwes untuk membaca kondisi karyawannya. Pagi itu tanpa ba bi bu, si ibu langsung ngasih kresek putih eager yang isinya travel towel. Betapa terharunya saya pada pagi itu. Satu pesan dari beliau yang akan selalu saya ingat ialah, "karena kebaikan itu menular, kalau kamu baik sama orang ya kamu akan dapat yang baik-baik". Besok sorenya ketika nyuci gelas di pantry, sang madam manager sales menghampiri saya dengan gaya tegasnya seperti biasa. Bungkusan "Zara" segera beralih tangan ke saya. Pun hari itu juga, saya mendapat syal dari dua adik baru saya di kantor, syal lucu dengan boneka di ujungnya. Kamis malam sengaja saya pulang lebih cepat untuk menghindari kejutan-kejutan lainnya. Tapi besok paginya, saya mendapat sendal gunung dan dry bag dari mereka berdua yang dekat dengan saya. Di hari itu juga, saya mendapat "kerdus istimewa" dari rekan sales support kesayangan saya. Coba bayangkan saya dengan motor mio membawa dua dus besar yang berisi kasih sayang dari orang-orang terdekat di kantor saya.
Bagian kedua ialah dari teman-teman karib terbaik saya. Sahabat sejati terbunci saya, jauh-jauh mengarungi panasnya Surabaya untuk membawakan sembilan item pelawan rasa suntuk saya. Tapi yang paling saya kenang ialah, clipper (penjepit kertas). Kebaoa clipper? Kurang lebih kata-katanya seperti ini. "karena clipper itu satu, tapi bisa merekatkan banyak hal. Seperti kamu angga, anaknya satu tapi bisa merekatkan banyak pertemanan". Getir bukan?
Teman yang mengajari tennis saya pun memberikan topi. Tak berhenti disitu, teman-teman saya di Jakarta, juga membahagiakan saya. Dimulai dengan yang berkepala besar, memberikan saya Jaket plus pisau lipat, plus headlamp. Teman saya yang kerja di garuda memberikan saya kaos kaki hangat. Teman saya yang dulu dari kebraon pindah ke madura, memberikan saya slayer dan teman saya yang akan menikah tahun depab memberikan saya luggage tag. Oh ternyata juga ada teman saya yang absennya bersebelahan pagi-pagi menyusuri jalanan kosnya untuk memberi saya notebook dan headlamp. Oh iya, teman saya yang di bsd meminjamkan saya sleeping bagnya.
Fyuuuuh~~~
Saya senaaaaaang, banggaaaaa, haruuuu. Taoi itu semualah yang membuat saya menjadi tangguh dan yakin untuk menjalani hari-hari saya ke depannya. Belom lagi doa dan harapan dari yang lain. Saya merasa bahwa dunia saya sudah terbelah dua, antara fokus untuk program dan selalu keep in touch dengan sahabat tersayang. Tapi saya harus kuat, saya harus mampu menjaga amanah dari mereka beserta barang, doa, harapan, dan traktiran yang mereka bagikan.
I will not take those gift for grated, as I will not take this program for granted.
Mumpung masih bisa pegang hape, semoga tulisan kali ini bisa merepresentasikan bagaimana banyaknya orang-orang baik di sekeliling saya membantu saya mempersiapkan semuanya. Mungkin saya harus memulai dari teman kantor, seminggu sebelum berangkat rasanya hampir setiap hari saya mendapatkan bingkisan. Yang pertama ialaha dari manager document, beliau saya segani karena kerapiannya, kedisiplinannya, dan sikapnya yang luwes untuk membaca kondisi karyawannya. Pagi itu tanpa ba bi bu, si ibu langsung ngasih kresek putih eager yang isinya travel towel. Betapa terharunya saya pada pagi itu. Satu pesan dari beliau yang akan selalu saya ingat ialah, "karena kebaikan itu menular, kalau kamu baik sama orang ya kamu akan dapat yang baik-baik". Besok sorenya ketika nyuci gelas di pantry, sang madam manager sales menghampiri saya dengan gaya tegasnya seperti biasa. Bungkusan "Zara" segera beralih tangan ke saya. Pun hari itu juga, saya mendapat syal dari dua adik baru saya di kantor, syal lucu dengan boneka di ujungnya. Kamis malam sengaja saya pulang lebih cepat untuk menghindari kejutan-kejutan lainnya. Tapi besok paginya, saya mendapat sendal gunung dan dry bag dari mereka berdua yang dekat dengan saya. Di hari itu juga, saya mendapat "kerdus istimewa" dari rekan sales support kesayangan saya. Coba bayangkan saya dengan motor mio membawa dua dus besar yang berisi kasih sayang dari orang-orang terdekat di kantor saya.
Bagian kedua ialah dari teman-teman karib terbaik saya. Sahabat sejati terbunci saya, jauh-jauh mengarungi panasnya Surabaya untuk membawakan sembilan item pelawan rasa suntuk saya. Tapi yang paling saya kenang ialah, clipper (penjepit kertas). Kebaoa clipper? Kurang lebih kata-katanya seperti ini. "karena clipper itu satu, tapi bisa merekatkan banyak hal. Seperti kamu angga, anaknya satu tapi bisa merekatkan banyak pertemanan". Getir bukan?
Teman yang mengajari tennis saya pun memberikan topi. Tak berhenti disitu, teman-teman saya di Jakarta, juga membahagiakan saya. Dimulai dengan yang berkepala besar, memberikan saya Jaket plus pisau lipat, plus headlamp. Teman saya yang kerja di garuda memberikan saya kaos kaki hangat. Teman saya yang dulu dari kebraon pindah ke madura, memberikan saya slayer dan teman saya yang akan menikah tahun depab memberikan saya luggage tag. Oh ternyata juga ada teman saya yang absennya bersebelahan pagi-pagi menyusuri jalanan kosnya untuk memberi saya notebook dan headlamp. Oh iya, teman saya yang di bsd meminjamkan saya sleeping bagnya.
Fyuuuuh~~~
Saya senaaaaaang, banggaaaaa, haruuuu. Taoi itu semualah yang membuat saya menjadi tangguh dan yakin untuk menjalani hari-hari saya ke depannya. Belom lagi doa dan harapan dari yang lain. Saya merasa bahwa dunia saya sudah terbelah dua, antara fokus untuk program dan selalu keep in touch dengan sahabat tersayang. Tapi saya harus kuat, saya harus mampu menjaga amanah dari mereka beserta barang, doa, harapan, dan traktiran yang mereka bagikan.
I will not take those gift for grated, as I will not take this program for granted.
Kamis, 05 Oktober 2017
Seratus Purnama di Surabaya
Surabaya sewindu yang lalu, tak pernah terbersit bahwa aku
akan begitu lama disisimu.
Aku yang dulu hanya bermimpi untuk “kuliah saja”, nyatanya
malah terjebak hingga seratus purnama
Tinggal menunggu beberapa hari saja, akhirnya hari itu tiba
Aku akan memulai petualanganku yang baru
Wahai Kau sang Kota Pahlawan,
Terimakasih atas segala kisah yang terkenang
Aku bisa senang, aku kehilangan, aku menemukan banyak teman,
dan tak terhitung gandrung berbagai macam makanan dan jajanan
Surabaya dengan segala cakcukmu
Kau begitu luar biasa untuk aku yang dari kalangan biasa
Hingar bingarmu menghiburku disaat hampa
Panas menyengatmu begitu terasa menyaingi emosiku yang
membara
Tapi itu semua akan ku jadikan pelajaran berharga, dan kau
Surabaya
Ialah Kota Kenangan
yang tak ku lupa
Langganan:
Postingan (Atom)