Damai.
Kata yang sederhana, terdengar menentramkan dan membahagiakan bagi yang membacanya. Dan kata tersebut terpilih setelah aku memutuskan mengakhiri semua konflik batin beberapa waktu terakhir. Entah berasal dari mana, ujung-ujungnya luluh juga. Karena yang sana menolak bila berpisah begitu saja. Dan lebih baik bila menjadikan saudara. Terserahlah! Aku lelah. Aku turuti permintaannya. Toh sudah pernah berusaha jauh darinya, mungkin memang gravitasi yang kuat membuat semua langkah untuk selalu mundur selangkah lagi.
Yang menarik ialah sempat meminta di hipnotis, namun perasaan ini tetap saja statis. Ingin amnesia namun sangat tak tepat untuk menghapus segala rahasia. Jadi beginilah, kami kembali bersua, entah dalam bentuk apa. Akupun selalu mencari jawaban akan semua pertanyaan. Aku akan tetap berjalan untuk mengirinya. Akan berusaha untuk selalu ada sebagai salah satu tempat sandarannya. Aku akan berkeras hati untuk melihat kebahagiaannya tidak hanya dari sudut pandangku saja.
Semoga kita tetap baik-baik saja. Pun semesta masih memiliki segala teka tekinya entah apa yang akan terjadi diantara kita bersama.