Parah! Bete banget, iyaaa!
Jadi ceritanya kemaren 11 Mei 2014 rencananya saya akan bergabung dengan indorunner untuk lari pagi di hari minggu. Pun saya sudah sering bergabung dengan lari di malam hari, namun untuk lari pagi saya tidak pernah ikut alasan kerjaan, lebih milih sepedaan, dan juga bangun kesiangan. Namun inti dari cerita yang ingin saya share mungkin lebih ke kejadian bagi bagi es grim gratis kemaren. Sesungguhnya pun kalau gak ada acara ini Taman Bungkul saat CFD sudah sangat ramai. Berbagai lapak hadir malah disana. Nah, apalagi ini ada es cream gratis. Saya sudah membayangkan suasana akan sangat ramai luar biasa. Namun tidak menyangka aka lebih porak poranda.
Jadi saya berangkat dari kosan jam setengah enam pagi, dengan asumsi hadir di Taman Bungkul 15 menit kemudian. Namun ternyata lain cerita saudara-saudara. Saya mengambil jalan Darmokali biar bisa tembus belakang Taman Bungkul, ternyata suasana sudah penuh sesak bagi pengendara jalan. Pun yang beroda dua atau empat. Dan Dua jalur lawan arah yang tersedia justru mati atau lumpuh total karena dari dua arah berlawanan tersebut tumpuk pengguna jalannya. Sehingga ini tidak hanya macet, tapi berhenti total. Saya stag disana selama lebih dari satu jam. Ini kemacetan terparah yang saya alami sejauh ini. Sungguh penat. Singkat cerita mulai ada yang mengatur setelah satu jam stagnansi tersebut. Saya lantas parkir dadakan di gang perumahan warga. Rp 3000 (dan dalam hati saya sudah gerutu, kalau ini semua demi es cream mending beli di Indomaret yang paling cuman dua ribu sekian). Oke, saya sudah muak, lantas yang membuat saya mau mengarungi lautan manusia di Taman Bungkul ialah karena teman saya sudah menunggu di Kimia Farma. Sehingga saya harus menemui dia. Bungkul sudah lautan manusia dengan warna merah menyala dan ditambah emosi warga karena pembagian es cream yang terkesan semena-mena. Saya sempat mendengar MC yang berusaha menenangkan warga. Saur manuk teriakan warga yang merasa kecewa. Sehingga saya mengerti betul bahwa acara ini semakin "Gak Guna"
Oke saya bertemu dengan teman saya dan kami berdua stag tak tahu harus bagaimana. Kami haus, panas dan gerah. Jadi kami kudu piyeeee? keringat yang menetes pada akhirnya bukan karena kami lari, tapi gerah gegara desakan dari berbagai penjuru arah yang cuman demi es cream? See, ya itulah derita kami dan baru bisa pulang jam setengah sebelas. Intinya kami mau keluar dari Taman Bungkul pun gak bisa. semrawut lah pokoknya.
Nah saya sendiri yang berada disana merasa sangat gerah, sorenya semakin gerah lagi ternyata kegiatan tersebut merusak taman kota. Dan Bu Wali marah-marah! Parah ini mah. Sungguh ini emang tindakan yang keterlaluan. Salahnya siapa? Penyelenggara, iya. Orang-orang dengan mental gratisan apalagi. Tapi ini tentu menjadi sebuah pembelajaran. Setidaknya acara CFD itu seharusnya lebih bisa menyenangkan bukan umyekan seperti sekarang ini. Pihak penyelenggara lain kali jangan macam-macam lah sama taman-taman kota yang dirumat oleh Bu Walikota. Pun itu mau bagiin oli gratis kek, garem gratis kek. Sama-sama tahu kalau mentalitas kita semua gratisan. Jangan coba-coba lah. Jadi intinya juga dimanapun kita berada mesti taat aturan yang ada. Dimana bumi dipijak disitu langit dijinjing. Indonesia pasti bisa!
Senin, 12 Mei 2014
Senin, 05 Mei 2014
May (be)
Bulan Mei. Terhitung jalan dua bulan bergabung dengan kantor ini
Mungkin (May be) mulai bisa beradaptasi
Mungkin sudah mulai banyak bicara
Mungkin mulai banyak yang tahu latar belakangku
Mungkin orang disini mulai mengapresiasi kerjaku
Mungkin aku terlalu lelah
Mungkin aku masuk tiap hari karena banyak acara
Mungkin aku terlalu sibuk
Mungkin tidak mau merasakan capai fisik
Mungkin aku bersabar
Mungkin aku tak acuh
Mungkin aku bekerja keras
Mungkin aku berusaha ikhlas
Tapi aku tidak boleh berkata mungkin. Karena kata Bu Retha inilah pilihanku dan ku putuskan dengan akal sehat dan sadar. Harus dihilangkan segala mungkin. Karena ini tanggungjawabku. Inilah pilihanku.
May be this is the journey that I have to take to,
Mungkin (May be) mulai bisa beradaptasi
Mungkin sudah mulai banyak bicara
Mungkin mulai banyak yang tahu latar belakangku
Mungkin orang disini mulai mengapresiasi kerjaku
Mungkin aku terlalu lelah
Mungkin aku masuk tiap hari karena banyak acara
Mungkin aku terlalu sibuk
Mungkin tidak mau merasakan capai fisik
Mungkin aku bersabar
Mungkin aku tak acuh
Mungkin aku bekerja keras
Mungkin aku berusaha ikhlas
Tapi aku tidak boleh berkata mungkin. Karena kata Bu Retha inilah pilihanku dan ku putuskan dengan akal sehat dan sadar. Harus dihilangkan segala mungkin. Karena ini tanggungjawabku. Inilah pilihanku.
May be this is the journey that I have to take to,
Langganan:
Postingan (Atom)