Musim hujan membuahkan banyak orang gampang terkena sakit. Salah satunya aku yang terserang flu dan batuk berdahak yang sangat mengganggu aktivitasku. Lumayan kaget juga saat mengalami hal ini, bukan apa-apa tapi aku jarang terkena sakit. Karena dengan nafsu makan yang brandalan aku menganggap bahwa imunitasku pasti cukup kuat untuk menahan penyakit. Tapi yang harus digaris bawahi ialah selama ini sakit yang menyerangku hanya sekitar urusan perut, mag, asam lambung tinggi, masuk angin dan ini yang paling sering bahkan setiap hari SARIAWAN. Sariawan telah menemaniku sejak kecil, sehingga sekarang rasanya aku biasa saja bila ada sariawan yang menempel di bibir dan lidahku. Aku sudah tidak merasa perih lagi, meski aku sudah menyediakan albothyl, tapi sampai satu tahun ku beli obat tersebut hanya ku pakai sekali. Itu saja karena kebutuhan yang mendesak, saat sariawan tanpa iba membabi buta sekujur lidah padahal besoknya aku harus ujian lisan SPAS. Yap, hanya kali itu akhirnya aku menggunakan albothyl, selebihnya aku mencoba untuk tetap menikmati setiap makanan yang ku kunyah msekipun ada rasa perih dan nyeri di bibir dan lidah.
Berikutnya ialah penyakit yang berkaitan dengan urusan perut. mag, sudah pasti ada karena sebagai anak kos seringnya aku malas makan karena harus jalan dulu lah, uang saku yang mepet lah, atau karena hujan yang tak kunjung reda sehingga pola makanku jadi sekenanya. Namun paling hanya dikasih makan saja rasa perih di perut kemudian reda. Atau kadang lantas minum obat mag itupun tidak sering, hanya sekali atau dua kali saja aku pernah menelannya. Atau masuk angin, karena terbiasa terjaga hingga larut malam lantas badan ini merasa meriang dan kembung di perut. Kerokan, tidur, makan ialah obat yang paling ampuh sehingga membablaskan angin yang ada.
Justru aku dua bulan terakhir merasa rapuh dan gampang terkena penyakit. Padahal makan sudah teratur. Dulu hanya dua kali aku pernah pergi ke dokter, yang pertama saat SMP kelas 2. Aku masih ingat saat itu masih H+ ke berapa saat Hari Raya, namun aku terbaring lemas dan sampai akhirnya di bawa ke dokter. Setelah terkena suntikan obat dari dokter justru aku malah pingsan. Aku masih ingat betul bagaimana kepala ini dengan kerasnya terbentur di lantai. Yang kedua ialah saat kelas 2 SMA. Beberapa hari setelah pulang kemah, aku merasa sangat payah sehingga dibawa ke dokter. Kejadiannya sama, setelah aku disuntik aku merasa mual, alih-alih berlari keluar karena mau muntah justru aku tergeletak di lantai dan akhirnya pingsan juga. Bahkan aku sampai harus dirawat kurang lebih seminggu di Puskesmas dekat rumah. Aku mengira-ngira bahwasanya sekali aku sakit, dan kemudian dibawa ke dokter apapun itu sakitnya aku langsung tergeletak pingsan. Aku tidak takut terhadap jarum suntik, tapi aku juga tidak paham dengan segala macam obat, overdosis, antibiotik atau apalah itu tentang istilah kesehatan dan kedokteran.
Saat kuliah ini aku sangat berusaha untuk menjaga kesehatan agar tidak jatuh sakit. Aku menyadari bahwa dengan kondisi yang jauh dari orangtua aku harus bisa untuk tetap fit. Jikalau badan ini terasa mulai pening atau perut terasa nyeri aku segera melakukan langkah-langkah preventif. Istirahat lebih cepat, makan mulai teratur atau keinginan dalam batin ini bahwa aku harus sembuh dan sehat. Justru dua bulan lalu aku merasa di titik nadir kesehatan. Awalnya hanya perih di perut saja, namun pinggang bagian belakang rasanya tidak mau diajak kompromi untuk duduk dan berdiri, maunya berbaring lurus. Sungguh pertama kalinya ini kau merasa sangat kacau. Aktivitas dikantor dan presentasi saat kuliah pun terganggu. Hingga aku memutuskan ke klinik milik kampus. Dokter yang jaga hanya bilang kalau ini urusan lambung. Asam lambungku harus dijaga terangnya. Dan pinggang belakang yang sakit ini hanya efeknya saja. Oke, it's fine. Justru yang ngeri ialah saat rekan sekantor ku si princess yang bilang bisa saja aku terkena ginjal. Karena gejalanya hampir sama dengan adiknya yang pernah mengalami nasib serupa. Yang benar saja --_--!! Aku tidak berani bilang ke orangtua karena takut bila mereka malah khawatir. Sehingga aku hanya menjaga tubuh yang telah payah ini dengan minum obat dari dokter klinik kampus tadi dan beristirahat secukup mungkin. Alhasil sekitar dua hari kemudian aku bisa beraktivitas kembali.
Yang terakhir ialah yang sekarang ku alami. Flu dan Batuk yang menurutku terparah sepangjang perjalanan hidupku. Berawal dari terkena hujan gerimis biasa, namun besoknya badan ini langsung merasa renta. Terkena AC sedikit langsung menggigil diikuti oleh flu yang membuat aku tak bisa menghirup udara segar. Dan batuk berdahak yang sangat membuat tenggorokan menjadi sesak. Aku membeli salah satu obat untuk menghilangkannya. Rasanya sudah dua hari ini memang lebih baik, namun belum sepenuhnya hilang. Yang ku khawatirkan ialah apakah imuneku sudah menurun? Padahal banyak aktivitas yang harus ku jalankan. Intinya aku tidak mau untuk mudah sakit. Aku tidak mau terlalu lemah sehingga ketika menjalankan segala aktivitas menjadi sangat mudah lelah. Aku selalu percaya bahwa kalau didalam diri ini ada motivasi sehingga memunculkan sugesti untuk tubuh ini tetap sehat dan kuat maka semuanya akan baik-baik saja. Aku tidak terlalu sering ke dokter dengan alasan apapun. Kalaupun asam lambungku naik, aku telan saja sebatang sabun mandi untuk meredakannya. Kalaupun sariawan ini datang, aku sudah sangat terbiasa sampai bisa mengucapkan "Halo selamat datang sariawan". Demi masa depanku yang panjang, demi skripsi yang mulai tampak jalan terang, dan demi ayah dan ibu yang ada di Rembang, aku ingin tetap sehat dan kuat untuk meraih cita-cita yang telah tertambat. Sakit, entah apapun itu jenismu tolong jangan mampir ke badanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar