Bumi ini dua pertiganya ialah lautan. Daratn hanya sepertiga
bagian saja.Oleh karenanya bisa dibayangkan bagaimana luasnya samudera yang ada
di bumi. Banyak istilah yang menjadikan samudera sebagai kata komparasinya. Di
judul tulisan ini aku mengambil Dada Seluas Samudera, karena tadi pembicaraanku
dengan seorang teman kantor sedikit membahas tentang hal ini.
Begitu luasnya bumi sehingga disana pun dipenuhi oleh
berbagai macam tipe manusia. Mereka berbeda secara ras, agama, bahasa dan
hampir setiap orang satu dengan yang lain tidak bisa disamakan meskipun dia
kembar. Aku masih penasaran apakah benar di luar sana ada kembaranku yang lain.
Atau paling tidak seseorang yang hampir mirip denganku baik secara rupa ataupun
kasta. Kasta, aku lebih memilihnya karena di jaman ini ternyata masih banyak
perbedaan antara si A dan si B, seolah ada anak tangga yang dinaiki oleh kasta
yang berbeda. Aku lebih memilih kasta diantara. Diantara yang baik dan yang
benar, yang tinggi dan yang rendah, yang kaya dan tidak punya. Diantara ini
merupakan pilihan oportunis sepertiku yang menginginkan lebih luwes ditempatkan
dimana saja. Tapi aku tidak semurninya diantara, aku merasa merangkak dari yang
rendah dan mencoba naik ke yang lebih tinggi. Namun ketika di tengah aku merasa
bimbang. Bimbang untuk mendongak ke atas menatap setiap orang yang berada
diatas, entah dalam urusan ragawi, jiwa, ataupun harta. Namun aku terkadang
juga menunduk untuk menyaksikan mereka yang lebih diatasku secara semangat,
ambisi, dan mimpi.
Aku juga merasa diantara karena berada di tengah luasnya
samudera. Samudera yang Nampak tenang di permukaannya namun sangat tajam arus
yang dibawanya untuk dapat menyeretku ke lubang hitam terkelam di dunia. Aku
belum paham bagaimana bisa seseorang memiliki dada seluas samudera. Aku belum
paham atas apa yang naga arahkan untuk segala hal ke depannya. Aku belum paham
mengapa setiap orang tua mengajarkan anaknya agar kaya. Aku belum paham dimana
aku akan berada setelah diantara. Aku hanya paham bahwa aku masih berpura-pura
bahagia mengarungi samudera untuk tempatku bertambat ke daratan yang mengerti
apa kemauan jiwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar