"Tunggulah aku di Jakarta itu,
Tempat labuhan semua mimpiku" (SO7, Tunggu Aku di Jakarta)
Mengutip dari lirik lagu milik band legendaris Indonesia diatas, memang sudah lama aku mendambakan merantau ke Ibukota. Bahkan menjadi salah satu misi besar dalam perjalanan hidup. 31 Juli 2015, fix salah seorang teman merantau ke Ibukota untuk melanjutkan studinya. Teman yang bisa di inner circle ku selama kuliah di Surabaya enam tahun terakhir. Setelah Handy dan Malinda, sekarang tinggal aku sendiri yang katakanlah the last man standing in Surabaya. Masih ada beberapa teman memang, namun orang seperti ku yang sangat menghargai pertemanan kehilangan satu lebih sulit dari pada mendapatkan penggantinya.
So saaaad about the farewell. Orang melankolis kayak aku ditinggal dikit langsung mewek. Perpisahan KKN yg satu bulan aku nangis dipamiti anak2 SD. Prograam exchange dua minggu di Thailand dan jadi LO anak2 Korea selama seminggu aku juga mewek waktu perpisahan. Lah ini, temen enam tahun kumpul. Teman buat cfd, teman buat nonton, teman yang nganterin ke bandara dan bungurasih. Teman makan dimsum, dan salah satu teman terakrab dari teman-teman yang lainnya. Intinya ini kehilangan yang dalam.
Yang bikin baper lagi ialah Jakartanya. Kapan aku kesana? Pengen banget sama Ibukota yang katanya kejam, dan penuh dengan tantangan. But I'm ready to conquer the monster. Karena katanya Ibukota bisa menjanjikan sejuta mimpi anak negeri. Karena Ibukota penuh dengan peluang untuk menjawab tantangan. Bahkan ada yang bilang kalau bisa menaklukkan Jakarta akan bisa menakklukkan dunia. That's the point. Aku pengen menakklukkan dunia. Oleh karenanya aku butuh batu loncatan dengan pergi ke Jakarta.
Well, agak kacau nulis ini. Soalnya masih Baper ditinggal temen sama pengen ke Jakartanya. Intinya Jakarta, I'm coming soon!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar